Opick - Assalamualaikum

Jumat, 19 April 2013

Jangan berkata mendayu-dayu yang membangkitkan nafsu seseorang

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh   


JANGAN MELEBUTKAN PERKATAAN/MENDAYU-DAYU/SEKEDAR BASA-BASI.

Penyimpangan dalam adab ini, kalau diterapkan dalam obrolan chatting adalah dengan kata-kata yang lembut atau mendayu-dayu dari wanita yang menimbulkan godaan pada pria. Contoh menggunakan kata-kata yang sebenarnya layak untuk suami istri seperti "sayang", canda tawa, basa - basi, cari perhatian, dsb.

BAGAIMANA SELANJUTNYA.. ??

Syariat Islam telah memberikan rambu-rambu yang jelas untuk mengatur pola interaksi / IKHTILATH antara laki-laki (ikhwan) dan perempuan (akhwat). Islam tidak membenarkan adanya INTERAKSI seseorang dengan yang bukan muhrimnya.

" Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad).

Jangan mendayu-dayu saat berbicara, jangan memanja-manjakan suara, intinya harus tegas dalam berbicara baik melalui telepon mau pun ketika berbicara di forum-forum, di acara atau saat syura dan interaksi lainnya dengan orang-orang yang bukan mahram kita. Maka tegaskanlah cara bicara Anda. Tegas bukan berarti keras atau marah karena dengan tegas berarti kita telah membentengi hati dan menjaga izzah diri. Sebab jika tunduk berbicara maka telah membuka peluang bagi syeitan untuk mempermainkan nafsu, menghembus penyakit dalam hati, menikmati rasa yang tidak biasa dan pada akhirnya akan menjerumuskan kepada zina hati. Karena pada hakikatnya, hati seseorang dapat diketahui dari apa yang diucapkan oleh lidahnya. Apa yang diucapkan oleh lidah bisa dijadikan parameter untuk menilai keistiqamahan iman seseorang.

Setan itu sangat lihai mengambil celah untuk menggoda manusia dengan mempermainkan nafsunya. Ikhtilath tidak hanya terjadi dalam interaksi nyata namun bisa juga terjadi melalui jejaring sosial dunia maya. Dengan adanya orang yang mendampingi saat membahas hal urgen tersebut melalui telepon diharapkan komunikasi menjadi lebih terjaga.

"Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga hatinya beristiqamah (terlebih dahulu), dan tidak akan istiqamah hatinya sehingga lidahnya beristiqamah (terlebih dahulu)." (HR. Ahmad dari Anas RA).

Dan pada hadits lain dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Bila seorang hamba berada di pagi hari, maka semua anggota tubuh akan memberikan peringatan kepada lidah dan berkata, 'Takutlah engkau kepada Allah, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Bila kamu istiqamah kami akan istiqamah, dan bila kamu melenceng kami pun ikut melenceng'." (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).

Yahya bin Mu'adz berkata:

Hati itu bagaikan panci yang sedang menggodok apa yang ada di dalam hatinya, dan lidah itu bagaikan gayungnya. Maka perhatikanlah seseorang saat dia berbicara, sebab lidah orang itu sedang menciduk untukmu apa yang ada di dalam hatinya, manis atau asam, tawar atau asin dan sebagainya. Ia menjelaskan kepada Anda bagaimana "rasa" hatinya, adalah apa yang ia keluarkan dari lidahnya.

"Dan ucapkanlah perkataan yang baik." termasuk penggalan ayat dalam surah Al-Ahzab ayat 32. Perkataan yang baik yaitu berbicara dalam hal-hal yang dapat membawa manfaat dan kebaikan serta mampu menahan lidah dari ucapan yang bathil yang bisa merusak hati.

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia mengatakan hal-hal yang baik atau diam saja" (HR. Bukhari-Muslim).

LALU BAGAIMANA.. ??

Jika ada hal urgen yang memang harus diselesaikan melalui TELP, SMS, FB, TWITER antara ikhwan dan akhwat, Maka hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita menyampaikan hal tersebut dengan baik dan efektif. Baik dalam arti menggunakan kata-kata yang formal, singkat, padat, jelas dan tegas. Dan efektif menggunakan waktu dalam menyampaikan hal itu melalui MEDIA.

Fokus pada tujuan awal agar hal-hal di luar bahasan tidak perlu diutarakan ( hemat ). Mengapa hal ini perlu dilakukan? Agar hal yang disampaikan baik dan efektif sesuai dengan urgentifitas hal tersebut dan untuk mengantisipasi terjadinya ikhtilath. Jika Laki-laki bertanya pada seorang akhwat, akhwat merekomedasikan untuk bertanya kepada ikhwan, misalkan " Maaf lebih baik anda bertanya sesama ikhwan. - sebaliknya untuk akhwat.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

"Karena itu janganlah kamu (isteri-isteri Rasul) tunduk(yakni melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik". (QS. al-Ahzab: 32)

Imam Qurtubi menafsirkan kata 'Takhdha'na' (tunduk) dalam ayat di atas dengan arti lainul qaul (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati. Yaitu menarik hati orang yg mendengarnya atau membacanya adalah dilarang dalam agama kita.

Artinya pembicaraan yang dilarang adalah pembicaraan yang menyebabkan fitnah dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata-kata yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan seseorang juga bisa mengungkapkan kata-kata yang menyebabkan seseorang merasakan hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.

Termasuk juga dalam melembutkan suara adalah kata-kata atau isyarat yang mengandung kebaikan, namun ia boleh menyebabkan fitnah. Iaitu dengan cara dan bentuk yang menyebabkan timbulnya perasaan khusus atau keinginan yang tidak baik pada diri lawan bicara yang bukan mahram. Baik dengan suara ataupun melalui tulisan.

Jika ada unsur-unsur demikian ia adalah dilarang meskipun pembicara itu mempunyai niat yang baik atau niatnya biasa-biasa saja.


Wallahu a’lam bish-shawab
 

Jangan malu dan takut untuk berbuat baik dalam rangka berbagi ilmu pengetahuan dan mengajarkan, Insya Allah pahala akan mengalir

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh   


Analoginya sebagai berikut:

A: "Hah? Yang bener mas?"
B: "Masnya punya anak?"
A: "Punya mas."
B: "Nah, masnya sudah ngajarin anak baca Al Fatihah? Sholat dan lain-lain?"
A: "Tentu saja mas, sudah."
B: "Masya Allah, besar sekali pahalanya mas. Mas tahu kalau misalnya anak mas baca Al Qur'an dan sholat maka pahalanya akan mengalir kepada mas?"
A: "Emang bisa ya mas?"
B: "Tentu saja bisa. Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
"Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara: Kecuali sedekah jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak saleh yang mendoakan untuknya." (HR. Muslim no. 1631)
Masnya kan sudah mengajarkan membaca Al Qur'an, sudah punya mengajarkan sholat. Itu semua adalah ilmu dan pahalanya akan terus mengalir kepada mas. Bahkan, kalau misalnya nanti masnya punya cucu, dan anaknya mas ngajarin ke cucunya, maka pahala cucu ini pun akan sampai kepada mas.


 Wallahu a’lam bish-shawab

Beramal tanpa ilmu ditolak, beramal tanpa niat ikhlas di tolak

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh   


Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal adalah gila dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia."

Kenapa harus tahu ilmunya? Karena kalau kita mengerjakan sesuatu tidak tahu ilmunya, maka pekerjaan kita tidak ada nilainya dan tidak diterima oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang beramal tidak mengikuti perintah kami, maka akan ditolak." (HR Muslim)

Imam Syafii berkata, "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan ditolak sia-sia." (Matan Zubad, juz I, hlm 2, Majallatul buhuts al-Islamiyah, juz 42, hlm 279).

Dalam kitab Zubad karangan Ibn Ruslan dikatakan:
wa kullu man bi ghairi ilmin ya'malu // a'maluhu mardudatun la tuqbalu. Setiap orang yang mengamalkan sesuatu tanpa ilmu // maka amalnya ditolak, tidak diterima. Itu namanya amal-amalan, bukan amal yang sesungguhnya.

Jelas sekali, kan?

Itu sebabnya, Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda; "Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim." (Ibnu Majah)

Dasar kewajiban ini, karena Islam menginginkan umatnya mengerjakan sesuatu berlandaskan ilmu yang diketahuinya, sehingga apa yang dikerjakan sesuai dengan al-Qur'an dan Sunah Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam . Sebab, ilmu tanpa amal ibarat pohon tak berbuah dan amal tanpa ilmu sama halnya perbuatan yang sia-sia.

*****
Yang menjadi ukuran amal seseorang ialah ke"Ikhlasannya".

Membicarakan soal ikhlas haruslah didahului dengan uraian tentang niat, sebab antara keduanya sangat erat hubungannya, tak ubahnya laksana pohon dan bibit.

Niat(ikhlas) itu adalah titik tolak permulaan dalam segala amal perbuatan, perjuangan dan lain-lain. Dia menjadi ukuran yang menentukan tentang baik buruknya sesuatu perkataan atau perbuatan. Fungsi dan peranan niat itu sangat menentukan, sehingga sebagian ulama salaf (dahulu kala) menyimpulkan : "Kerap kali amal yang kecil menjadi besar karena baik niatnya(ikhlas), dan kerap kali pula amal yang besar menjadi kecil karena salah niatnya."

Niat(ikhlas), Iradah atau qashad ialah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia, yang menggerakkan untuk melaksanakan amal perbuatan ataupun ucapan tertentu.

Kedudukan niat(ikhlas) itu dijelaskan dalam sebuah hadits

"Dari Amiril Mu'minin Abi Hafsin Umar Bin Khattab r.a berkata : "Saya dengar Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung kepada niat dan sesungguhnya tiap-tiap orang memperoleh sesuatu dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrah pada jalan Allah dan Rasul-Nya. Maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena ingin memperoleh keduniaan, atau untuk mengawini seorang wanita, maka hijrahnya itu ialah ke arah yang ditujunya itu". (H.R. Bukhari dan Muslim)

Menurut hadits itu tiap-tiap amal perbuatan harus berlandaskan niat yang ikhlas, dan nilai amal yang dikerjakan itu pada sisi Allah, bergantung kepada niat orang yang mengerjakannya, atau kepada nawaitu-nya. Jika niatnya baik, maka amalnya akan diterima. Sebaliknya kalau niatnya ada "udang dibalik batu", maka amalnya itu pun akan ditolak.

Didalam setiap niat yang penting adalah ikhlas. Arti ikhlas ialah memperindah ibadah atau kebajikan karena Allah semata-mata dan mengharapkan keridhaan-Nya. 


Wallahu a’lam bish-shawab
 

Jika menuntut ilmu, hendaknya dengan niat yang ikhlas karena Allah semata-mata

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh   


JANGANLAH sekali-kali engkau MENUNTUT ILMU dengan MAKSUD untuk BERMEGAH-MEGAH, SOMBONG, BERBANTAH-BANTAHAN, MENANDINGI dan MENGALAHKAN ORANG LAIN(lawan bicara), atau SUPAYA ORANG MENGANGUMIMU. Jangan pula engkau menuntut ilmu untuk dijadikan sarana MENGUMPULKAN HARTA KEKAYAAN DUNIAWI. Yang demikian itu berarti merusak agama dan mudah membinasakan dirimu sendiri.

kalau ingin dunia, ingin pujian orang, ingin dihormati, ketika tidak mendapatkan itu dan tidak disandarkan pada Allah, pada saat itulah galau dan stres muncul. Dan syaithan ikut berperan disana membuat kita jadi sombong. PUJIAN DAN SANJUNGAN BISA MENGHANYUTKAN SERTA MEMBUAT TERLENA (LUPA DIRI). Hati-hati dengan pujian & populer, pujian & populer wujudkan sifat ujub,angkuh, sombong dan riya'

Betapa halusnya ucapan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda. ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda. "Barangsiapa menuntut ilmu yang biasanya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, tiba-tiba ia tidak mempelajarinya, kecuali hanya untuk Mendapatkan harta benda keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bau harumnya surga pada hari kiamat. " [HR Abu Dawud]

Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda., "Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu, maka baginya neraka…neraka." [HR Tirmidzi & Ibnu Majah]


 Wallahu a’lam bish-shawab

Jangan berbisik bisa menyinggung perasaan teman, mungkin bisa juga menimbulkan prasangka yang bukan-bukan

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh   


Betapa halusnya ucapan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda. ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda tentang "larangan berbisik-bisik dalam islam", mengapa berbisik itu dilarang?

Bersabda Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam:
"Idzaa Kuntum Tsalaatsatan Falaayatanaajatsaani Duunal Aakkhari Hatta Taktalithuu Binnaasi Min Ajli Annadzaalika Yuhzinuhu". (HR.Bukhari dan muslim dari Ibnu Mas'ud)

Artinya :
Sabda Rasulullah Saw :
"Apabila kamu sedang bertiga sekawan, maka janganlah dua orang diantaranya berbisik-bisik tanpa ikut sertanya yang lain (yang ketiga) sampai kamu bercampur gaul dengan orang banyak, karena yang demikian akan menyedihkan hatinya."
(HR.Bukhari dan muslim dari Ibnu Mas'ud).

Apa yang dimaksud berbisik-bisik disini, berbisik-bisik ialah berkata-kata yang hanya dapat didengar sendiri atau orang lain yang ada didekatnya. Dalam pergaulan, bisik-bisik berduaan saja padahal disitu ada kawan yang ketiga dalam aturan islam dilarang, sebab dapat menyinggung perasaan kawan yang tidak diajak berbicara. mengapa? sebab mungkin bisa menimbulkan prasangka yang bukan-bukan baginya, apakah sedang membicarakan tentang aib dirinya atau ia merasa disingkirkan atau dianggap tak pandai memegang rahasia dan sebagainya, maka dari itu berbisik dilarang dalam islam.

Termasuk dalam kategori berbisik ialah berbicara berdua dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh kawan yang ketiga. tetapi apabila kawan yang ketiga telah mendapat teman sendiri atau telah bercampur dengan orang banyak sehingga teman ketiga tidak memiliki urusan lagi dengan dua teman yang lain maka bisik-bisik dua orang itu dilarang.

Saudaraku sekalian janganlah pernah kita berbisik-bisik, apabila ada urusan yang tidak boleh diketahui oleh orang lain, maka akan lebih baik jika kita berbicara empat mata dengan orang yang ada urusan dengan kita, hal ini tidak akan menyinggung perasaan orang lain.


 Wallahu a’lam bish-shawab

Bahaya Cinta Ketenaran dan Popularitas

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh  


Bahwa orang-orang yang ingin mencari ketenaran dalam hidupnya biasanya tidak jujur terhadap orang lain. Karena ingin cepat terkenal dia mengambil jalan pintas, misalkan seorang penulis MENGAKUI karya orang lain sebagi karyanya sendiri, atau seorang mubaligh "menjatuhkan" mubaligh lainnya agar dirinya lebih terkenal dari mubaligh itu, atau seorang pemuda yang ingin cepat kaya dengan jalan menjual narkoba, dan sebagainya.

Orang-orang yang menyukai ketenaran adalah orang-orang yang cinta dunia. Yang mengukur segala sesuatunya dengan hal-hal yang berbau materi. Ketenaran adalah sesuatu yang ingin selalu diperlihatkan pelakunya kepada orang lain. Dan dengannya manusia memuji-mujinya karena kehebatan, prestasi, dan kebaikan yang ia lakukan. Bukan semakin rendah hati justru semakin menjadi-jadi, dia selalu ingin dipuji-puji. Jika tidak ada orang yang memujinya, maka dia mencari jalan agar orang mau memujinya. Entah apa itu jalan yang halal maupun haram. Dia harus memanipulasi dirinya agar terlihat hebat dan cerdas.

kalau ingin dunia, ingin pujian orang, ingin dihormati, ketika tidak mendapatkan itu dan tidak disandarkan pada Allah, pada saat itulah galau dan stres muncul. Dan syaithan ikut berperan disana membuat kita jadi sombong. PUJIAN DAN SANJUNGAN BISA MENGHANYUTKAN SERTA MEMBUAT TERLENA (LUPA DIRI). Hati-hati dengan pujian & populer, pujian & populer wujudkan sifat ujub,angkuh, sombong dan riya'

Orang-orang semacam ini hanya pintar berkata-kata (bermanis mulut). Di hadapan orang banyak dia tampil begitu meyakinkan, namun ketika sedang sendiri dia melakukan kebusukan-kebusukan dan lupa dengan apa yang dikatakannya sendiri.

Orang-orang seperti inilah yang ditegur dan dibenci Allah Subhanahu Wa Ta'ala.Sangat MERDU firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an surat Ash-Shaff ayat ke 2 & 3, yang artinya ;

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS. ash-Shaff: 2-3).

Orang-orang saleh sangat tidak menyukai ketenaran. Karena mereka beribadah hanya semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka menjauhi ketenaran seolah-olah ketenaran itu sebuah kemaksiatan yang sangat besar.


 Wallahu a’lam bish-shawab

Kalau tidak bisa berkata baik & benar lebih baik diam

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh  


Hendaklah seseorang berpikir dulu sebelum berbicara. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka.

Betapa halusnya ucapan Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda. ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda tentang Berpikirlah Sebelum Berkata:

"Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat." (HR. Muslim)

Hendaknya kita berhati-hati dalam berucap & berbuat, karena semua pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta'ala di akhirat.

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.." (QS. Al Isra': 36)

jangan main-main dengan lisan dan tulisanmu

begitu sayang Allah Ta'ala memberi peringatan pada hamba_Nya.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya ;
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS.Qaf[50] : 18)

PESAN MORAL:
Hidup dan mati seseorang dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Lidah memang suatu anggota yang kecil, tapi sangatlah besar kuasanya.

Bila kita salah menggunakan, maka hancurlah semua yang ada di sekitar kita.

Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tapi lidah yang jahat melukai hati orang lain!

Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang ke AKHIRAT

Cuma ada 2 PILIHAN untuk LIDAH

- Berkata BAIK & BENAR
- Atau DIAM 


  Wallahu a’lam bish-shawab

Sebelum Terlambat…mintalah maaf & berilah maaf

 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


Kita tidak tahu ajal kita kapan…

Jangan sampai ajal menjemput kita atau dirinya, sehingga kita meninggalkan perlakuan buruk kepadanya…

Betapa banyak tangisan yang hampa disebabkan keangkuhan untuk memohon maaf…

Betapa banyak penyesalan yang tiada berbanding; ketika kita ditinggalkan seorang yang telah jujur memohon maaf tapi kita tidak segera memaafkannya sehingga ajalnya mendahului maaf kita…

Ingat muslim adalah saudara bagi muslim yang lain! Inginkah dirimu ditinggal wafat saudara/i-mu dalam keadaan engkau tidak memohon maaf atau memaafkannya?!

Sebelum penyesalan dan tangisan itu datang…

Maka hendaknya kita:

- Menjaga lisan dan perbuatan kita dari menyakitinya..

- Berlapang hati dengan segera memaafkan kesalahannya…

- Dan tidak angkuh untuk bersegera memohon maaf apabila tergelincir…

Karena kita tidak tahu, apakah ajal ataukah permohonan/penerimaan maaf kita yg mendahului…

Bukankah kita tidak ingin meninggalkan kesan akhir yang tidak kita sukai terhadap saudara kita!?






Wallahu a’lam bish-shawab

Kamis, 18 April 2013

Menasehati jangan memaksa, tapi kalau dinasehat jangan marah

 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


Sangat MERDU firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an surat Al-Balad ayat 17, yang artinya;

"…orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. "

Kau hanyalah menasehati… bukan memaksakan…

Maka jika demikian.. si penasehat tidak perlu marah-marah kalau nasehatnya tidak diterima..

Demikian pula, yang dinasehati.. tidak usah marah-marah kepada yang menasehatinya, toh dia hanya menasehati bukan memaksamu.. Tapi perlu engkau ingat… Jika apa yang disampainya adalah kebenearan dan engkau menerimanya, maka kebaikan bagimu.. Jika kau menolaknya, maka dilihat lagi kepada nasehat tersebut: apakah ia adalah suatu kewajiban yang harus engkau tunaikan? atau hanya keutamaan? jika kewajiban, maka berdosalah dirimu.. jika keutamaan, maka lalailah dirimu..


Wallahu a’lam bish-shawab
 

Tahukan wahai wanita muslimah yang sholehah akibat dari pajang fotomu di akun facebookmu

 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh  



Janganlah kau jadikan dirimu sebagai fitnah bagi laki-laki yang beriman, meskipun kau katakan tidak berniat seperti itu. Janganlah kau jadikan dirimu hiasan syaitan. Ketahuilah, bahwa para wanita shalihah yang merindukan Jannah tidak akan pernah rela menjadikan dirinya TONTONAN bagi kaum laki-laki yang bukan mahramnya. Para wanita yang beriman kepada hari akhir, tidak akan TEGA membuat laki-laki yang beriman terfitnah oleh dirinya. Maka janganlah kau jadikan dirimu sebagai SUMBER FITNAH.


(1) Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

2) Semakin sang lelaki menghayalkanmu…semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu

(3) Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!!!. Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari.. apalagi keelokan tubuhmu….

(4) Bayangkanlah… betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang auratnya diumbar di hadapan ribuan…bahkan jutaan para lelaki??

(5) Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu…maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah…

(6) Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat…dan di akhirat kelak…bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam!!!



Sebaiknya jangan posting status pakai foto wanita. karena itu merupakan sumber fitnah bagi LAKI-LAKI yang BERIMAN, meskipun kau katakan tidak berniat seperti itu. Janganlah kau jadikan dirimu HIASAN SYAITAN.

Terkadang Facebook kerap menampilkan foto baik... yang Anda upload atau di tagged oleh teman atau rekan. Sering kali foto tersebut tampak memalukan dan tersebar ke seluruh jejaring teman yang ada di Facebook Anda. Untuk itu, berhati-hatilah jika tak ingin citra Anda menjadi buruk.

Seorang Wanita yang menampakkan foto dirinya di internet mungkin telah melanggar larangan untuk tidak tabarruj dan sufur. Tabarruj artinya seorang wanita menampakkan sebagian anggota tubuhnya atau perhiasannya di hadapan laki-laki asing. Sedangkan Sufur adalah seorang wanita menampak-nampakkan wajah di hadapan lelaki lain. Oleh karena itu Tabarruj lebih umum cakupannya daripada sufur, karena mencakup wajah dan anggota tubuh lainnya.

Apabilaseorang Wanita menampakkan gambar dirimu di internet lalu dimanakah esensi hijab sebagai al Haya' (RASA MALU). Sebagai seorang muslimah sejati, tentulah saudariku akan berpikir ribuan kali untuk melakukan hal yang demikian. Padahal Rasullullah Shallallahu'alaih wa sallam bersabda yang artinya: "Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlaq dan akhlaq Islam adalah malu" sabda beliau yang lain; "Malu adalah bagian dari Iman dan Iman tempatnya di Surga".




Wallahu a’lam bish-shawab

Rabu, 17 April 2013

Dalam 'bersabar' itu terkandung sifat-sifat yang mulia. Sabar adalah salah satu puncak proses perjuangan

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


Subhanallah! ORANG YANG BISA BERSABAR, pasti MEMILIKI KEMAMPUAN KONTROL DIRI YANG BAGUS. Kecuali sabarnya karena terpaksa. Tapi, itu bukan sabar namanya. Sekadar terpaksa bersabar. KESABARAN hanya bisa dijalankan lewat KEIKHLASAN. Dan keikhlasan muncul karena LATIAHAN yang PANJANG berdasarkan kepahaman.

Maka, orang yang tidak memahami persoalan akan SULIT untuk menjalankan kesabaran. Dalam sabar juga terkandung seni dalam ber-positif-positif thinking. Orang yang negatif thinking, pastilah sulit untuk disuruh bersabar. Karena dia menduga jelek terus. Jadi, ringkas kata, dalam 'kesabaran' itu terkandung sifat-sifat yang baik dan mulia.

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." Al [Fushilat : 35]

Betapa hebatnya 'kesabaran'. Karena itu, Allah lantas menyebutkan, bahwa DIA AKAN SELALU BERSAMA ORANG-ORANG YANG SABAR. Akan tetapi, begitu KESABARAN KITA HILANG, ALLAH PUN 'MENIGGALKAN' KITA. Bagian akhir dari ayat di atas juga menarik untuk dicermati. Bahwa, ORANG YANG BISA BERSABAR dijamin akan MEMPEROLEH KEUNTUNG YANG BESAR. Mereka yang sabar telah mengikuti dan menjalankan proses sunnatullah dengan benar, sehingga pantas memperoleh hasil yang terbaik. Tapi, 'BERSABAR' juga bermakna TAHAN UJI ketika mengalami cobaan. Dia tahu persis bahwa segala macam cobaan itu datangnya dari Allah. Allah ingin menguji seberapa tinggi kualitas kesabaran kita. Karena agama bukanlah teori, jadi harus terlihat dalam praktik kehidupan sehari hari.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." [Al Baqarah : 155]

Begitulah, KUALITAS BERAGAMA KITA TERLIHAT DARI PRAKTIK KEHIDUPAN KITA SEHARI-HARI . BUKAN sekadar PENGETAHUAN AGAMA YANG TINGGI. Demikian pula kesabaran, sebagai salah satu parameter kualitas keagamaan. Bagi orang-orang yang sabar, Allah telah menyiapkan hasil terbaik untuknya. Maka, ayat di atas ditutup dengan : "berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar", BUKAN HANYA KETIKA DI DUNIA ALLAH MENJANJIKAN KEUTAMAAN , MELAINKAN JUGA DI AKHIRAT. Mereka adalah orang-orang yang dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang bermartabat tinggi dan terhormat, di dalam surga dan bahkan mereka MENDAPATKAN SALAA DARI PARA MALAIKAT.

"Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya."
[Al Furqan : 75]

"…Malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" (Keselamatan atas kalian sebagai balasan atas kesabaran kalian). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." [Ar Ra'd : 23-24]

Subhanallah walhamdulillah walaailaahaillallah wallahuakbar!

Lebih jauh, orang yang sabar adalah orang yang SELALU MEMPEROLEH PETUJUK ALLAH. Inilah salah satu bukti bahwa Allah selalu bersamanya, dimana pun dan kapan pun. Apa yang dikatakan dan diperbuatnya, semata-mata berdasarkan pada petunjuk dan bimbingan Allah. Ya, Allah selalu bersamanya.

"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka MEYAKINI AYAT-AYAT Kami." [As Sajadah : 24]

Imam Asy Syafi'i rahimahullah pernah berkata dalam bait syair,

Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.

Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.

Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.

Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.

Sabar, juga memiliki keterkaitan erat dengan TAWAKKAL. Orang yang bisa bersabar adalah orang yang bertawakkal. MENGGANTUNGKAN SEGALA PERSOLANNYA KEPADA ALLAH. Tentu saja setelah melakukan usaha keras. Kata 'sabar' dan 'tawakkal' memiliki konotasi yang mirip, yaitu 'aktif berusaha'. tetapi tidak tergesa-gesa dan menyerahkan hasilnya kepada Allah saja. Jika pun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, mereka tidak kecewa karenanya. Sebab mereka sangat yakin bahwa Allah memberikan yang terbaik buat dirinya.


 Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur'an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur'an, baik berbentuk isim maupun fi’'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah subhanahu wa ta'ala

1. Sabar merupakan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti'jal (tergesa-gesa). "Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…" (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah subhanahu wa ta'ala bagi orang-orang yang sabar: "…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al-Baqarah: 177)

4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. "Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah subhanahu wa ta'ala dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar." (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 – 24)



 Wallahu a’lam bish-shawab

Selasa, 16 April 2013

Dalam membaca status yang posting di akun facebook oleh seseorang

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


kalau tidak suka dengan status yang posting di akun facebook oleh seseorang, sebagusnya tindakan sebagai 'seorang muslim yang beriman' adalah; abaikan(ignore) atua lewati saja. Kenapa...? karena, kalau kita comment bisa terjadi perdebatan dan bisa timbul bahaya lisan.
kalau niat ingin meluruskan dan memberi nasehat, cukup satu kali comment. kenapa...? karena sesuai sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam ;

"Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang MENINGGALKAN DEBAT MESKIPUN DIA BERADA DALAM PIHAK YANG BENAR. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya."
(HR. Abu Dawud dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Shahihah [273] as-Syamilah)

kenapa kita MENINGGALKAN DEBAT MESKIPUN BERADA DALAM PIHAK YANG BENAR?

-supaya lisan kita terjaga dari bahaya lisan (Secara umum bahaya lisan ada pada kesalahan dalam berbicara, berdusta, menggunjing (ghibah), adu domba (namimah), bermuka dua (nifaq), berkata-kata kotor, berdebat yang tidak ada gunanya, memuji diri sendiri, membicarakan kebatilan, menyebarkan permusuhan, menyakiti orang lain, menodai kehormatan orang lain, dan sebagainya)
-supaya kita terhindar dari sifat sombong
-supaya kita di jauh sifat gila pujian(Barang Siapa Yang Begitu Girang Dengan Pujian Manusia, Syaithan Pun Akan Merasuk Dalam Hatinya).
-supaya terhindar dari pujian & populer wujudkan sifat ujub,angkuh, sombong dan riya'

 kalau status yang posting di akun facebook oleh seseorang membawa manfa'at tinggal mengamalkan




Wallahu a’lam bish-shawab

Dunia maya ini juga milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


Maalik Al-Mulk Raja Segala Raja, Allah pemilik segalanya, kekuasaan dan kerajaan di bumi dan di langit.

Dalam Al-Qur'an yang mengatur tentang gelombang elektromagnetik/frekuensi terdapat pada surat Al-Baqarah ayat ke:255. Gelombang elektromagnetik/frekuensi dipergunakan oleh alat komunikasi, televisi, radio, radar dan internet(dunia maya= facebook, twitter, gmail dll)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya;
"Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya, Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.s. Al-Baqarah:255)

Jadi dunia maya ini milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Biarpun facebook ini di ciptakan oleh non muslim(yahudi). Maka jangan dianggap main-main untuk berselancar di dunia maya ini.Oleh karena itu apa yang kita posting di dunia maya ini, semua tidak luput dari pengawasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan di minta pertanggung jawaban kelak.

Perhatikan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaaf: 18)

Dan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS.Al-Israa': 36)




Wallahu a’lam bish-shawab

penderitaan orang yang riya' (suka di puji dan disanjungan serta mencari populeritas) dalam berama

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh 


Sesungguhnya orang yang riyaa' terus dalam penderitaan...

(1). Ia menderita sebelum beramal, hatinya gelisah mencari-cari pujian orang lain, gelisah mencari-cari kesempatan kapan bisa dipuji.

(2). Ia juga menderita tatkala sedang beramal..., karena Ia harus beramal dengan sebaik-baiknya dan seindah-indahnya karena Ia ingin dipuji. Jika Ia merasakan amalannya/sholatnya/ceramahnya kurang baik maka Ia menderita karena Ia sadar bahwa pujian yang Ia harapkan tidak akan pernah terwujud.

(3). Ia juga menderita setelah beramal, karena hatinya gelisah menanti-nanti kapan pujian dan sanjungan tersebut datang...!!

(4). Jika Ia telah dipuji... terkadang Iapun masih menderita dengan kekecewaan, karena pujian yang Ia raih tidak seperti yang Ia harapkan... tidak sebanding pengorbanan dan persiapan amalan yang telah Ia lakukan.

(5). Kalaulah ia dipuji dengan pujian yang ia harapkan maka ia hanya bahagia sementara, setelah itu hatinyapun akan gelisa lagi menanti-nanti kapan datang pujian berikutnya.

(6). Dan yang paling mengenaskan..penderitaannya diakhirat kelak...,ia akan dipermalukan oleh Allah dihadapan khalayak. Allah membeberkan kedustaannya/riya'nya..selama ini orang terdekatnya menyangkanya sholeh atau ikhlas ternyata...????
Allah juga menghinakannya dengan memerntahkannya untuk mencari ganjaran dari orang-orang yang dahulu ia harapkan pujian mereka..Dan bisa jadi akhirnya Allah memasukkannya kedalam neraka..


Wallahu a’lam bish-shawab

kapan dikatakan ILMU itu BERMANFA'AT bagi pemiliknya yaitu saat ILMU itu harus DIAMALKA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

 


Sebuah MANFA'AT/FAEDAH yang penting bagi para penuntut ilmu dimana memiliki KEWAJIBAN untuk MENGAMALKAN ILMUNYA. Karena sebelum mendakwahkannya, kita hendaknya mengamalkannya terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa mengajak seseorang ke jalan kebenaran, namun kita sendiri tidak mengamalkannya ?

Perlu diingat, ilmu BUKANLAH hanya SEKEDAR HIASAN di lisan dan banyaknya hapalan, namun rasa takut kita kepada Allah Ta'ala. Semakin tinggi kadar ilmu seseorang, maka semakin tinggi pula kadar rasa takutnya kepada Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman, yang artinya;
"Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (orang yang berilmu)"[QS.Fathir: 28]

LUPAKAH ? kita terdapat ANCAMAN bagi orang yang TIDAK MENGAMALKAN ilmunya?

Allah Ta'ala berfirman,yang artinya;
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan"[QS. Ash- Shaff : 2-3)]


 Wallahu a’lam bish-shawab

jangan paksakan menulis di akun facebook kalau tidak membawa manfa'at bagi anda dan orang lain

 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh



Buat apa kita menulis jika ternyata tidak membawa manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Apalagi jika tulisan itu hanya akan membuat rantai keburukan yang baru untuk generasi setelah kita. Na'udzubillahi min dzalik.

Tetapi jika dengan tulisan itu ada orang yang merasakan manfaat serta memberikan nilai tambah baginya, maka itulah hakikat berbagi yang sebenarnya. Ada manfaat yang kita semaikan. Dan bukankah manusia terbaik itu adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya?

Sangat lembutnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda; "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah)

Jika kita menampilkan tulisan yang baik, yang bermanfaat, yang mengarahkan manusia pada kebaikan dan kedekatan kepada Rabbnya, bukankah ini salah satu aset jariyah yang senantiasa mengalir pahalanya?


Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun" (HR. Muslim, No. 2674).

Jadi Biar itu sebuah TULISAN yang ditulis di akun facebook dengan maksud bercanda dan main-main(tidak membawa manfa'at). Tapi itu syah sebuah perbuatan yang di catatat oleh malaikat.

Begitu sayang Allah Ta'ala memberi peringatan pada hamba_Nya.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya ;
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS.Qaf[50] : 18)

Maka berhati-hati dalam menulis dan berkata.

Sebagaimana Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknyaa lebih jauh antara timur dan barat." (HR. Bukhari Muslim).

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam". (HR. Bukhari dan Muslim)




 Wallahu a’lam bish-shawab

Minggu, 14 April 2013

Ayat-ayat Al Quran Berhubungan dengan ilmu fisika

Ayat-ayat Al Quran Berhubungan dengan ilmu fisika
Gejala Fisis

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”.
(Al Imran :190) 

Dalam ayat diatas kita diberi petunjuk, setidaknya tersirat beberapa makna antara lain adalah: alam semesta yang senantiasa berproses tanpa henti dan menyajikan banyak sekali gejala dalam seluruh dimensi ruang dan waktu yang terus berkembang.

” Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang ada dilangit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang”  
(ar Raad :15)


Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan kita bahwa apapun nama dan bentuk gejala yang ditunjukan-Nya selalu mengikutisuatu sistem dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.



” Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat-demi tingkat”. 
(Al Insyiqaaq 16-19) 

Allah SWT menampilkan gejala fisis untuk diartikan sebagai perumpamaan antara lain behwa terdapat 3 tahap yang harus dilalui manusia yaitu : pertama, adanya ketidaktahuan kita seperti kita melihat dalam kegelapan malam. Kedua, adanya keragu-raguan kita seperti halnya kepekaan kita melihat cahaya merah di waktu senja dan ketiga, ditunjukan-Nya gejala fisis serta penjelasan secara nyata dan membawa isyarat keindahan dan keagungan-Nya.

Model dan Perumusan Fisika



” Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran “ 
(az Zumar :27) 



“Kepunyaan Allah lah segala apa yang dilangit dan dibumi, Sesungguhnya Allah, Dialah Maha kaya lagi Maha Terpuji.
(Luqman :26) 

Untuk memenuhi keingintahuan terhadap rahasia-rahasia alam ini penjelasan-penjelasannya selalu dipakai pendekatan-pendekatan dalam bentuk atau keadaan yang sederhana atau keadaan-keadaan ideal. Keadaan ideal ini dinyatakan dalam bentuk perumusan matematika yang selanjutnya kita sebut sebagai hukum-hukum fisika.


Besaran Fisis

” Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.  
(Al Qamar: 49) 


” Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
(Al Furqan :2) 


Kedua ayat diatas mengisyaratkan bahwa kata ” Ukuran” adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan sifat dan ketelitian yang terkandung didalamnya dan yang keduanya sebagai hukum atau aturan.


Dimensi dan Ruang

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu ?” 
(Al Fushshilat :53) 

Dalam kata kata “tanda-tanda (kekuasaan) Allah” tersirat sifat dan perilaku seluruh ciptaan Nya dengan berbagai proses dan gejalanya. Adapun yang terkandung dalam pengertian “ufuk”, selain yang berlaku sebagai dimensi ruang juga termasuk dalam makna dimensi-dimensi.

Dinamika


“Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula.”
(Ar Rahman: 60) 

Secara harfiah dapat diartikan bahwa munculnya balasan kebaikan merupakan buah dari interaksi. Dalam ayat ini tersirat pula makna dari pemberian dan balasan berupa potensiyang dimiliki suatu benda.


Usaha dan Energi

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdekatan … 
(ar Rad : 4) 

Secara harfiah diartikan sebagai berdekatan dalam dimendi tempat, sebagi daerah, wilayah, negara dsb. Yang mempunyai potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya yang mengolah, mengembangkan dan meningkatkan.. Berikutnya potensi tersebut saling dipertukarkan baik dari sisi keunggulan komparatif maupun kompetitif.


Impuls dan momentum



” Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan, dan mereka tidak akan merugikan.”  
(Al Jaatsiyah :22)

Ayat diatas merupakan penjabaran interaksi yang terjadi dialam secara lebih luas lagi. Interaksi tidak sekedar saling pengaruh mempengaruhi, saling memberi dan saling menerima antar manusia, mahluk atau benda.

Getaran




” Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah.” 
(Al Kahfi :54) 

Ayat diatas merupakan pernyataan Allah SWT tentang kandungan al Quran yang mengingatkan kita dengan berbagai perumpamaan secara berulang-ulang. Apabila kita perluas makna ayat diatas dengan peristiwa atau gejala fisis bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan wujudnya atau materinya selalu bergerak secara berulang-ulang. Gerak berulang dalam ruang berdimensi satu sering kita sebut sebagai getaran.


Gelombang



” Dan diantara tanda -tanda kekuasaanNya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya dan supaya kamu dapat mencari karuniaNya, mudah-mudahan kamu bersyukur.”
(Ar Ruum : 46) 

Secara umum “angin” disini sebagai angin yang bertiup membawa awan untuk menurunkan air hujan dan angin yang meniup kalpal layar agar dapat berlayar dilautan. Kita merasakan kedekatan makna “angin” dalam ayat ini adalah gelombang, bukan saja gelombang bunyi yang membawa berita tetapi juga gelombang radio atau gelombang elektromagnet yang mampu dipancarkan kesegala penjuru dunia bahkan seluruh jagad raya ini.


Elastisitas

” Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca.”  
(ar Rahman: 7) 

Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan dengan kenyataan yang telah diketahui manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau telah dilakukan percobaan dan pengukurannya. Dalam kaitan masalah yang akan di bahas di sini, bukan peristiwa pemuaiannya atau keseimbangannya , namun ada suatu sifat yang menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis.


Fluida bergerak atau mengalir


” Dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berakal.
(Al Jaatsiyah : 5) 





” Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaanNya bagi kaum yang berfikir.”  
(Al Jaatsiyah : 13) 


Kedua ayat diatas sangat berkaitan erat dengan teknologi keudaraan.. Diawali dengan ayat 5, dengan terjemahan “tshriifirriyaahi” sebagai perkisaran angin kita dituntun untuk mempelajari sifat fluida yang bergerak atau mengalir. Disambung oleh ayat 13, menegaskan dasar dari teknologi keudaraan.


Suhu dan Kalor


“Dan Dia {menundukan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainnan macamnya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaannya.  
(An Nahl :13) 


Secara harfiah memang kita melihat dan merasakan banyak wujud dan jenis benda yang diciptakan Allah SWT. Dibalik itu banyak juga yang tidak tampak dan berupa sifat atau potensi, antara lain seperti energi yang disediakan untuk manusia. Energi itu termasuk suhu dan kalor.


besi


Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur’an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti “besi”, kita diberitahu sebagai berikut:

“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ….” (Al Qur’an, 57:25)

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan.



Magnet dan Logam



“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”  
(Al Qur’an, 36:36)

“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”


RELATIVITAS WAKTU



Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.





Tapi ada perkecualian; Al Qur’an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.”  
(Al Qur’an, 22:47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”  
(Al Qur’an, 32:5)

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.”  
(Al Qur’an, 70:4)


Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:


“Allah bertanya: ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab: ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman: ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui’.”  
(Al Qur’an, 23:122-114)

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2010-2011 Zhuldyn.Wordpress.Com Seluruh dokumen di Zhuldyn.Wordpress.Com
dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan 
komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis
dan menyelipkan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Diperbolehkan
melakukan penulisan ulang, dengan catatan Menyelipkan Zhuldyn.Wordpress.Com
sebagai sumber.
Belajarlah Untuk Jujur dan Hargailah Karya Orang Lain