Kamis, 14 Februari 2013

3 kunci keberhasilan

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh


3 kunci keberhasilan



1. Man Jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil
2. Man shobaro zafiiro, siapa yang bersabar akan beruntung
3. Man saaro 'alaa darbi washola, siapa yang berjalan di jalur_Nya akan sampai



1. Man Jadda wa jadda, Siapa yang sungguh-sungguh akan berhasil.. Kalau belum berhasil berarti belum sungguh-sungguh. Yakin Allah akan merubah nasib kita sepanjang dengan sungguh-sungguh mau mengubah keadaan pada diri kita.. Jangan membiasakan diri melihat kesalahan dari luar, tetapi biasakan untuk melongok ke dalam, supaya ke depan ada perbaikan. Apa yang kita usahakan keuntungannya untuk diri kita sendiri, maksiat apa yang kita lakukan maka dosanya juga untuk diri kita sendiri..

Allah swt Berfirman; "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka " ( QS 13:11)

Berusaha dan terus berusahalah, jangan menyerah kepada nasib.. Yakin akan gambaran akhir impian kita. Yakin Allah bersama kita, maka bawalah namanya dalam hati sanubari, agar senantiasa hidup dan usaha kita mendapat kemudahan dan jalan yang benar.

Pasti ada saatnya jika kita bersungguh-sungguh maka nasib akan menyerah kepada kita.. Yakin akan Kuasa_Nya.. Dia Kuasa memelihara langit, Kuasa mengganti siang menjadi malam tentunya akan jauh lebih mudah merubah hidup kita dari kekurangan menjadi kaya dan berkelimpahan.. Jika kita menjalani hidup dengan mantap dan yakin akan Kuasa Tuhan, niscaya gaung kesuksesan akan terdengar jelas di dalam sanubari.. Tinggal masalah waktu saja.. Makanya isi waktu dengan doa dan ikhtiar semaksimal mungkin supaya gaung kesuksesan tersebut segera menjadi nyata..



2. Man shobaro zafiiro, Maka bersabarlah karena barang siapa bersabar maka akan beruntung. Siapa yang sabar akan ditolong. Tentunya bersabar dalam segala hal baik berupa ujian, rintangan, musibah, kehilangan, bangkrut dll. Sabar setelah berusaha dengan maksimal. Barangkali kita mengalami banyak rintangan di dalam menggapai impian itu sudah biasa.. Jika kita sabar maka didepan ada keberuntungan dan pertolongan. Jika kita tidak sabar maka keberuntungan dan pertolongan itu tidak akan datang.. Ini seperti sebuah mata rantai/siklus seperti halnya "Setelah kesulitan ada kemudahan".. Mata rantai itu tidak akan terpisahkan, dimana yang satu muncul akan diikuti oleh yang lainnya.. Ibarat ada asap ada api. Jika kita melihat asap maka yakin bahwa ada api di sumbernya.. Yakin ini adalah sebuah rumus atau sunnatullah
Allah swt Berfirman; "Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas." (Az Zumar: 10)



3. Man saaro 'alaa darbi washola, Barang siapa yang berjalan di jalur_Nya pasti akan sampai. Jalur apa saja.. Apakah jalur dunia atau akherat.. Mau memperlancar rezeki ada jalurnya, mau masuk surga juga ada jalurnya, mau dua-duanya ada jalurnya juga..

Semua kunci hidup ini sebenarnya sudah ada.. Tuhan sudah memberitahukan kepada kita, tinggal kitanya mau percaya dan mengamalkannya atau tidak.. Jika percaya maka Janji Tuhan itu pasti, jika tidak percaya maka balasannya untuk kita juga. Tuhan tidak hendak menzalimi hamba-hamba_Nya, tetapi kitalah yang menzalimi diri kita sendiri.. Wallahu A'lam

Allah swt Berfirman; "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya." (QS Fussilat 46)

wallahu a'lam bish-shawab

Senin, 11 Februari 2013

HARGA DIRIMU, Jagalah lisan dan tulisan ( Hati-hatilah berbicara, menulis status dan komentar di Facebook, dll ! )

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh



HENDAKLAH BERBICARA KEPADA FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TENTANG KEBAIKAN DAN TAQWA


Umur manusia adalah rahasia Allah......Mungkin ada sebagian sahabat FB kita yang telah lebih dahulu ajalnya datang (wafat :red)........namun perkataannya, tulisannya, gambar  pada artikel tulisan FB atau sebuah websitenya ... yang baik maupun tidak senonoh masih tertera pada dindingnya.....entah itu pada status-status atau komentar - komentar yang mengandung keburukan, caci-makian, fitnah atau kebaikan......semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak...maka berhati-hatilah bagi kita untuk menulis sebuah status, komentar  dan inbox atau membagikan sebuah gambar........

Allah berfirman :

Dan bicarakanlah tentang membuat KEBAJIKAN dan TAKWA. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan." [QS. Al Mujadilah : 9]

....Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang MENGAWASI (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang MENCATAT (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka MENGETAHUI apa yang kamu kerjakan. [QS. Al Infithar :10-12]


Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. [QS. Al Isra' :53]

Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). [QS. Muhammad :21]

Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil". [QS. Al Qashash : 55]

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, [QS. Al Qalam : 10-11]

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,“Bukanlah seorang Mukmin, yaitu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya.”[HR. Bukhari dalam Kitabnya Al Adabul Mufrad halaman 116 dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu].

Ketahuilah, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan kulit menjadi saksi di akhirat nanti terhadap apa-apa yang telah kita kerjakan.

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.

Dan mereka berkata kepada kulit mereka: Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [QS. Fushilat : 21]

Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. [QS. Fushilat :20-22]

Tak ada satu katapun yang terucap, dan setiap kata-kata yang tertulis dalam status- statusmu dan komentar-komentar di Facebookmu, seluruh artikel dan catatanmu melainkan Allah mengetahuinya dan dicatat oleh para malaikat sebagai sebuah kebaikan atau keburukan bagimu.

Allah berfirman : "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."[QS. Qaaf :18]

‎"Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [QS. Al Anbiya : 4]


Ingatlah! Setiap perbuatan dan tingkah laku kita hingga yang remeh sekalipun akan dicatat pada kitab amalan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun juga.” (QS. Al Kahfi [18] :49).

Kitab tersebut akan memuat amalan kebaikan dan kejelekan yang telah kita lakukan di dunia. Kitab tersebut akan diambil di sisi kanan dan kiri. Maka sungguh beruntung orang mukmin yang mendapat kitab tersebut dengan tangan kanannya dan dia akan sangat berbahagia. Dan sangat merugilah orang kafir yang mendapatkan catatan amalnya dengan tangan kirinya dan dia akan celaka.

Setiap orang bersama dengan amalan dan kitab amalannya akan ditimbang di suatu mizan (timbangan) yang memiliki dua daun timbangan. “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.” (QS. Al Qari’ah [101] : 6-9)

Allah berfirman :

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).[QS. Yunus : 61]

....dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), [QS. Al An'aam :59]

Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. [QS. Az Zukhruf : 80]

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al Infithar: 10-12]

Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.(Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." [QS. Al Jatsiyah : 28-29]

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. [QS. Qaaf : 17]

Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. [QS. Al Qamar : 52]


Muhasabahlah Sebelum Dan Sesudah Beramal

Duduklah bersama orang-orang yang cinta kepada Allah dan jujur serta menimba perkataan-perkataan mereka yang baik dan janganlah berbicara kecuali jika pembicaraan tersebut telah benar-benar baik dan diketahui dapat memberikan tambahan bagi keadaan sekarang dan manfaat bagi orang lain.

Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa muhasabah hendaknya dilakukan di dua waktu. Yakni sebelum beramal dan setelah beramal. Hal ini sangat perlu, agar amal yang akan dilakukan bermanfaat dan menghasilkan pahala.

Sebelum beramal, periksalah selalu niat dan tujuan dalam melakukan sesuatu. Prinsip yang baik adalah tidak tergesa-gesa sampai melihat apakah perbuatan tersebut lebih berhak dilakukan ataukah ditinggalkan.

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti sejenak ketika berniat untuk melakukan sesuatu; jika ternyata ikhlas karena Allah, ia segera melanjutkan, dan jika ternyata bukan karena Allah, ia mundur”.

Setelah beramal, sebaiknya memperhatikan tiga perkara berikut:

a. Mengevaluasi diri, apakah ketaatan yang telah dilakukan masih terdapat kekurangan-kekurangan. Perlu diperhatikan bahwa hak Allah dalam ketaatan ada didalam enam perkara, yaitu: Ikhlas, melakukannya dengan sebagus-bagusnya, mengikuti contoh Rasul, persaksian ihsan, persaksian ni’mat Allah, dan melihat kekurangan yang ada padanya.

b. Menghisab diri terhadap semua perbuatan yang lebih baik ditinggalkan dari pada dilakukan.

c. Bermuhasabah terhadap perbuatan yang mubah yang biasa dikerjakan. Yakni dengan cara bertanya kepada diri sendiri, mengapa ia lakukan? Apakah mengharapkan keridhaan Allah, ataukah mengharapkan kehidupan dunia belaka?

Dengan cara-cara di atas, seorang hamba dapat melakukan muhasabah yang benar. Pertama, ia menghisab dirinya dalam amalan yang wajib. Jika ia ingat ada kekurangan padanya, ia segera memperbaikinya. Kedua, ia menghisab dirinya dalam perbuatan yang terlarang. Jika ia mengetahui bahwa ia telah melakukan sebuah dosa, ia segera bertaubat dan memohon ampun dan beramal kebaikan.

Selain itu, dengan cara-cara tersebut hamba Allah selalu sempat untuk menghisab kelalaiannya. Jika dirinya telah lalai dari tujuan penciptaannya, maka ia segera mengingat Allah dan kembali kepada-Nya. Kemudian ia menghisab ucapan-ucapannya, yang dilakukan oleh kedua kaki dan tangannya, dan yang didengar oleh telinganya.

Selalu bertanya kepada diri sendiri:

Apa yang diinginkan dari semua itu? Karena siapa? Bagaimana caranya?

Berpikirlah Sebelum Berucap

Hendaklah seseorang berpikir dulu sebelum berbicara. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim)

Ulama besar Syafi’iyyah, An Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim tatkala menjelaskan hadits ini mengatakan, ”Ini merupakan dalil yang mendorong setiap orang agar selalu menjaga lisannya sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

‘Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, selayaknya setiap orang yang berbicara dengan suatu perkataan atau kalimat, hendaknya merenungkan dalam dirinya sebelum berucap. Jika memang ada manfaatnya, maka dia baru berbicara. Namun jika tidak, hendaklah dia menahan lisannya.” Itulah manusia, dia menganggap perkataannya seperti itu tidak apa-apa, namun di sisi Allah itu adalah suatu perkara yang bukan sepele.

Allah Ta’ala berfirman, “Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. An Nur [24] : 15)

Ingatlah selalu sabda Rasulullah;

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat nanti dari sisi Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, (3) tentang hartanya dari mana dia dapatkan, dan (4) untuk apa dia belanjakan, (5) tentang apa yang dia amalkan setelah mengetahui ilmunya.” [Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah hadits no. 946]

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengucapkan perkataan yang baik atau Diam" [HR. Bukhori & Muslim]

Sebagai seorang muslim yang baik, senantiasa dan sudah sepatutnya mengetahui bahwa setiap gerakan dan ucapan akan ditampakkan padanya dua pertanyaan: Karena siapa kamu melakukan dan bagaimana caranya?

Seperti yang dinyatakan oleh firman Allah:

“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, Tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (QS AI Hijir: 92-93).
____________



Wallahu a'lam bish-shawab

Maraji' :

1. Al Qur'an Al Karim
2. Ighatsatulahfan karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah.
3. Al Adabul Mufrad karya Imam Bukhori
4. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah karya Syaikh Muhammad Nasiruddin Al Albani

Jumat, 08 Februari 2013

Jika Timbul Rasa Suka Pada Lawan Jenis Di Dunia Maya,...Sebagusnya Lamar Langsung Kepada Walinya


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh


Dunia maya adalah istilah kiasan untuk “dunia yang tidak nyata”. Dunia maya (online) adalah ketika antar manusia terhubung dengan menggunakan sinyal-sinyal listrik yang saling terhubung baik lewat kabel ataupun tanpa kabel (wireless). Jadi meski namanya dunia maya (dunia tidak nyata) namun faktanya yang menggunakan tetaplah manusia yang nyata.

Dalam dunia maya, seorang bisa bertemu dengan orang lainnya baik melalui website, jejaring sosial, chatting, dsb. Sebagian orang menggunakan identitas asli ketika berinteraksi di dunia maya, namun sebagian lainnya enggan menggunakan identitas asli. Banyaknya pengguna yang tidak menggunakan idetitas asli inilah yang membuat sebagian orang mengatakan bahwa dunia ini adalah “dunia maya”. Ditambah lagi dengan maraknya kasus penipuan semakin membuat buruk citra dunia maya ini.

Meski dunia maya “rawan” penipuan, tak jarang juga seorang menemukan pasangan hidupnya di dunia maya. Aneh memang, tapi begitulah yang terjadi. Bahkan ada sebagian yang sampai berlanjut pada pernikahan. Meski tidak semuanya happy ending seperti itu, banyak juga yang mengalami kegagalan atau bahkan penipuan sehingga pihak wanita yang menjadi korban.

Bagaimana Islam menanggapi fenomena seperti ini?

Islam tidak pernah melarang seorang menemukan calon istri/suami lewat dunia nyata atau dunia maya. Islam hanya memerintahkan untuk mencari calon istri/suami yang baik agamanya dan menganjurkan pasangan yang akan menikah sudah saling mengenal secara mendalam agar pernikahan yang dibangun tidak dilandaskan pada hal yang rapuh.

Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya. Kelak engkau akan bahasgia” (Muttafaq Alaih)

Rasulullah SAW bersanda: “Bila seorang dari kalian meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Abu Dawud no. 2082 dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 99)

Pertanyaannya, apakah bisa pasangan yang kenal hanya lewat dunia maya bisa saling mengenal secara mendalam? Jawabannya adalah tidak. Hanya mengenal lewat dunia maya saja tidak bisa mendatangkan keyakinan sebab masih ada dugaan penipuan.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana jika seorang menyukai seseorang lalu berniat menikahinya?. Rasa suka adalah sesuatu yang wajar/manusiawi dan bisa timbul oleh banyak faktor, dan penulis tidak perlu merinci disini karena tiap-tiap orang bisa jadi memiliki keunikan tersendiri. Bisa jadi rasa suka timbul karena seorang melihat tulisan-tulisan seseorang yang dirasa bagus, bisa juga karena dilihat statusnya di jejaring sosial yang selalu bagus, bisa juga karena foto, atau bisa juga dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan (hal ini juga bisa terjadi di dunia nyata). Yang jelas, Islam menganjurkan membangun rumah tangga harus atas dasar agama dan bukan atas dasar selainnya.

“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang berupa emas, perak dan kuda-kuda pilihan, dan binatang ternak, dan sawah ladang. Itu semua perhiasan dunia. Dan disisi llahlah tempat kembali segala sesuatu” (QS. Ali Imran: 14)

Maka jika ada niat untuk menikahi seseorang yang dikenal lewat dunia maya, penulis anjurkan untuk melakukan perkenalan (ta’aruf) di dunia nyata. Untuk apa? Agar antar pasangan bisa saling mengenal lebih dalam lagi, bukan “beli kucing dalam karung”. Perkenalan yang penulis anjurkan bukanlah model kopi darat alias membuat janji ketemu untuk kenalan seenak hatinya. Perkenalan dianjurkan adalah melalui mediator, untuk apa? Tidak lain adalah untuk menjaga agar perkenalan yang  dilakukan tetap dalam koridor syariat-Nya. Mediator haruslah orang yang dipercaya dan paham syariat islam, bisa teman, orang tua, saudara, ataupun guru ngaji. Sebab jika mediator tidak paham syariat islam, bagaimana mungkin dia bisa menjaga perkenalan ini agar tetap dalam koridor syariat-Nya?!

Perkenalan (ta’aruf) tidak sama dengan meminang (khitbah)
Harus disadari oleh kedua belah pihak, bahwa pada masa perkenalan bukanlah masa meminang. Maka yang dibicarakan haruslah difokuskan untuk sebatas mengenal saja, dan bukan pembicaraan perencanaan untuk menikah, seperti memilih gedung, katering, tanggal, dll.
Dikarenakan perkenalan (ta’aruf) ini adalah media untuk saling mengenal secara mendalam, maka tidak dipermasalahkan tentang pertama kali kenalnya dari dunia maya atau dari dunia nyata, atau bahkan belum saling mengenal sama sekali. Pada masa perkenalan inilah bisa digali informasi  sebanyak-banyaknya tentang calon, sehingga nantinya informasi yang didapat tersebut dijadikan pertimbangan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya (meminang) atau tidak.
Jika perkenalan sudah dirasa cukup, maka pihak laki-laki dianjurkan segera melamar ke pihak perempuan. Khitbah bisa disampaikan langsung kepada pihak perempuan dan sebaiknya dengan sepengetahuan walinya (keluarganya). Jika seorang perempuan sudah dilamar oleh seorang laki-laki maka haram laki-laki lain untuk melamar wanita tersebut.

“Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya).” (HR. Al-Bukhari no. 5144)
Keputusan akhir apakah menerima lamaran atau tidak, berada ditangan si calon perempuan. Wali tidak boleh menghalang-halangi perempuan menikah dengan pria yang diinginkannya, selama itu bukan pernikahan yag diharamkan syara’.

“Seorang gadis datang kepada Rasulullah. Ia bercerita kepada nabi SAW. Bahwa ayahnya telah mengawinkannya, sedangkan ia tidak suka. Lalu Nabi SAW. Memberikan pilihan kepadanya (meneruskan atau membatalkan)” (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud)

Inilah syariat dari Allah SWT, begitu indah dan memberi solusi bagi kehidupan umat manusia. Dulu, kini, dan nanti syariat islam tetap relevan hingga akhir zaman. Semoga Allah melancarkan urusan kita semua. Wallahua’lam (Zulfahmi/save-islam)


Refrensi:
Risalah khitbah, karya Yahya Abdurrahman



wallahu a'lam bish-shawab

SEBAB-SEBAB MENGERASNYA QALBU

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

 Bismillaahirrahmaanirrahiim




Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)

Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qalbu yang keras. Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan.

Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat. Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya. Karena qalbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.

Banyak orang menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah.

Jika qalbu disuapi dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah. Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya. Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan qalbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana. Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil).

Jika Allah subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.

  • Qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat.
  • Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir.
  • Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa.
  • Qalbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.

(diterjemahkan dan diringkas dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim rahimahullah hal 111-112) Dikutip dari Asysyariah.com offline Penulis: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim rahimahullah judul: Qalbu Mengeras Karena Jauh Dari Allah

wallahu a'lam bish-shawab

Percayalah Dan Yakinlah Rencana Allah Itu Lebih Baik – Optimalkan Saja

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh


Saat Kenyataan Tidak Sesuai Dengan Keinginan


 Kadang, kita mendapatkan kondisi atau kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Maksud hati ingin mendapatkan A, kita malah mendapatkan B padahal hal ini tidak kita inginkan. Lalu kebanyakan orang mengeluh. Padahal, kita sudah membaca ayat Al Quran yang cukup populer ini.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS Al Baqarah: 216)

Benar Sich Tapi Sulit…

 

Namanya juga sesuatu yang kita benci, pasti sulit. Namun akan lebih sulit jika Anda tidak bisa menerimanya. Saat Anda tidak bisa menerima kenyataan itu, hati Anda sakit, perasaan Anda akan sulit, dan itu akan terjadi terus-menerus. Namun, jika Anda mau menerima kesulitan menerima kenyataan tersebut dengan ikhlas dan shabar, maka kemudahan akan Anda dapatkan setelahnya.

Manfaat Menerima Rencana Allah

 

Saat Anda mampu menghadapi kenyataan yang pahit dengan shabar dan ikhlas akan ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan:
  1. Pahala atas keshabaran dan keikhlasan tersebut. Betulkan?
  2. Peningkatan kualitas diri karena Anda sudah terlatih menghadapi yang sulit. Anda lebih shabar, lebih tangguh, dan lebih berani menghadapi kenyataan hidup.
  3. Dan kita akan memiliki peluang mendapatkan yang lebih baik dimasa mendatang.
Coba jika tidak menerima, apa yang kita dapatkan? Hanya mata bengkak karena terus menangisinya? Atau mendapat kata-kata penghibur dari teman? Atau hanya dikasihani orang lain? Belum lagi, waktu habis sia-sia, sementara bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kebaikan diwaktu mendatang. Rugi dua kali saat kita tidak bisa menerimanya.

Bagaimana Agar Kita Mampu Menerima Rencana Allah Meski Pahit?

 

Banyak orang yang hanya berkata sulit. Memang sulit, so what gitu lho? Saat Anda harus pergi ke kantor atau kuliah, naik motor atau kendaraan lainnya, resiko selalu ada di jalan. Tapi tetap saja Anda harus berangkat, meski capek dan meski menghadapi resiko. Sama halnya saat kita menghadapi kondisi yang tidak kita inginkan, memang sulit untuk menerimanya, tetapi tidak ada cara lain jika Anda ingin mendapatkan kebaikannya.

Cara Jangka Panjang: Meningkatkan Keimanan

 

Jika Anda masih merasa begitu sulit menerima ketentuan Allah, padahal kita sudah mengetahui apa yang dikatakan Allah melalui ayat diatas. Itu tandanya iman kita masih perlu terus ditingkatkan lagi. Semakin tinggi iman kita, insya Allah kita akan semakin kuat menerima kondisi hidup sepahit apa pun.
Jika Anda terus mengatakan sulit-sulit-sulit dan sulit, maka periksalah keimanan Anda. Temui guru-guru mintalah nasihat, baca al Quran, Dzikr, Shalat Malam, Shaum sunah, dan berbagai amalan-amalan lainnya. Sebab, setiap amalan akan memberikan tambahan kekuatan iman kepada kita. Juga, bergaulah dengan orang-orang shaleh, yang selalu memberi contoh dan nasihat kebaikan.
Bukan hanya bersikap cengeng, mengatakan sulit terus, curhat kesana kemari tetapi melupakan curhat kepada Allah, dan berharap belas kasihan dari manusia, tetapi tidak berharap dari Allah. Periksalah sikap kita selama ini.

Alihkan Fokus Anda

 

Seringkali, kita akan merasa sakit terus saat kita terus memikirkannya. Masalahnya, yang kita fikirkan adalah rasa sakit dan hal yang tidak kita senangi. Maka rasa sakit akan semakin kuat. Alihkan fokus Anda, daripada memikirkan rasa sakit dan hal-hal yang tidak menyenangkan, kenapa tidak fokus pada:
  • Kebaikan yang telah Allah siapkan dari kondisi ini. Yakinlah ada kebaikan, meski Anda belum mengetahui.
  • Bagaimana cara mendapatkan kebaikan itu?
  • Upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah (jika ada).
  •  

Ambillah Hikmah

 

Setiap kejadian itu ada hikmah, pahit atau manis, hikmahnya selalu baik.
Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi)
Salah satu kebaikan yang bisa kita dapatkan dari setiap peristiwa atau kondisi, meski pun sangat menyakitkan adalah hikmah yang terkandung di dalamnya.
Hikmah itu selalu ada, kadang perlu waktu untuk menemukan hikmah itu. Pernahkan ada orang yang berkata,
“Untung saja saat itu saya tidak pergi.”
“Untung saja saya di PHK dan sekarang jadi pengusaha sukses.”
Di PHK memang pahit, kita kehilangan sumber penghasilan yang mungkin satu-satunya. Dan kita mengalami hari-hari yang sulit setelah itu. Namun saat menghadapinya dengan keshabaran dan keikhlasan, kondisi seperti ini bisa menjadikan orang tersebut menjadi pengusaha yang handal.
Selalu ada hikmahnya, yakini itu!

Optimalkan Saja Kondisi Yang Ada

 

Jika kita sudah yakin, bahwa apa yang sedang kita alami adalah media pendidikan bagi kita agar lebih baik, maka kita bisa mengoptimalkan media ini agar memberikan pelajaran yang berharga bagi diri kita. Kita bisa belajar dari kegagalan, kita bisa memacu pikiran kita untuk mendapatkan ide brilian supaya bisa keluar dari kondisi sulit, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi cobaan.
Jika kita melewatkan masa pendidikan tersebut hanya dengan mengeluh, menangis, dan meratapi kondisi, maka kita akan menyia-nyiakan waktu kita dengan hal yang tidak berguna.


Wallahu a'lam bish-shawab

Manajemen Qalbu Adalah Fondasi Sukses

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Mengapa harus melakukan manajemen qalbu? Ya, karena itu adalah fondasi sukses. Jika Anda mencari sebuah kekuatan untuk mendapatkan, mencapai, atau melakukan sesuatu, maka kekuatan itu ada dalam diri Anda. Kekuatan itu adalah qalbu atau yang sering kita sebut hati Anda. Semua tergantung kondisi hati kita, jika hati kita baik, maka semuanya akan baik seperti yang dijelaskan oleh salah satu hadits yang cukup populer,

Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah qalbu. (HR Bukhari)

Konsep sukses dan konsep pengembangan diri apa pun tidak akan berhasil jika tidak berpusat pada hati. Kondisi hati Andalah penentu hidup Anda baik di dunia maupun di akhirat. Semua aspek kehidupan Anda bersumber pada hati, ruhiah maupun jasmani. Keimanan Anda ada dalam hati, sementara keimanan akan mengarahkan gerak dan tindakan kita. Sukses tidak kita, tergantung sejauh mana kondisi hati kita. Jelas sudah, jika kondisi qalbu kita jelek, maka akan jelek semuanya, termasuk upaya kita dalam meraih sukses, baik dunia dan akhirat. Manajemen Qalbu mutlak diperlukan.

Manajemen Qalbu: Membangkitkan Kekuatan Dalam Diri

Jika qalbu begitu berdaya, mengapa kita belum merasakan kekuatan qalbu dalam kehidupan kita. Qalbu adalah kekuatan dalam diri kita yang tidak terlihat. Qalbu bukan saja untuk menyelamatkan kita di akhirat, namun bisa juga untuk meraih sukses di dunia.

wallahu a'lam bish-shawab

Rabu, 06 Februari 2013

DI DUNIA MAYA INI BANYAK ORANG TAHU TENTANG BAHAYA LISAN TAPI SEDIKIT YANG MENGERTI AKIBAT BAHAYA LISAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh




 

Arahan:
· Peserta menyadari bahwa lidah merupakan salah satu nikmat Allah

· Peserta mengetahui kegunaan dari lidah

· Peserta memahami bahaya lisan

· Peserta mengerti adab dalam berbicara

· Peserta termotivasi untuk selalu menjaga lisannya


Pendahuluan

Ada yang tahu ngga lisan itu apa? Nah… benar! Lisan adalah kata-kata, dan kata-kata ini keluar lewat apa? Ya benar, melalui mulut kita dan di mulut ini ada gigi dan lidah yang membuat pengeluaran/pengucapan lisan kita. Lidah termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi kita. Kebaikan yang diucapkannya melahirkan manfaat yang luas dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan ekor keburukan yang panjang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah telah memperingatkan kita untuk mempergunakan lidah kita dengan hati-hati , bunyi haditsnya sebagai berikut : Dari Abi Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berkata yang baik-baik atau hendaklah ia diam; dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tetangganya, dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tamunya." (H.R. Bukhari-Muslim).

Guna Lidah
Lidah itu banyak gunanya, antara lain :
1. Untuk menyerukan kebenaran (Q.S. 3: 110)
2. Untuk melarang kemungkaran (Q.S. 3: 110)
3. Untuk memberikan nasehat yang baik (hadits tentang hak muslim atas muslim lain)
4. Untuk berbicara di depan penguasa yang dzalim
5. Untuk mendamaikan kedua orang yang berselisih
6. dll (cari sendiri contohnya dalam kehidupan sehari-hari)

Seperti ular berbisa, lisan pun sangat berbahaya. Bila kita tidak menjaganya, bahkan mungkin sakit yang diakibatkannya melebihi sakitnya gigitan ular berbisa. Siapa pun tidak akan selamat dari kejahatan lidah, kecuali bia dia bisa mengendalikan dengan tidak berbicara kecuali yang bermanfaat di dunia dan akhirat (susah, yah… soalnya kita kan senang ngobrol). Mau tahu bahayanya lisan? Siapa yang mau nyoba ngasih jawabannya, apa aja sih bahaya lisan itu? Nah bener itu… ngegosip itu termasuk bahaya lisan. Udah pada tau khan ngomongin orag itu nggak boleh. Ada lagi yang tahu?? Ya, benar…. Memfitnah, mengadu domba, berdusta, dan berbicara berlebih-lebihan juga termasuk ke dalam bahaya lisan. Kalian sudah pada tahu Ummul Mu'minin 'Aisyah? Nah beliau pun pernah kena fitnah orang-orang yang dengki kepadanya. Kisahnya diabadikan dalam Q.S. 24 : 11, yaitu "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar."

Berita bohong apa sih yang bikin heboh itu, sampai-sampai Allah memasukkannya ke dalam Al-Qur'an? Nah… berita bohong ini mengenai istri Rasulullah, Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. sehabis perang dengan Bani Mushthaliq bulan Sya'ban 5 H. Peperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan giliran yang telah disepakati di antara istri-istri Nabi.

Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya (tandu yang tertutup) untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba beliau merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada di dalam tandu (berat badan 'Aisyah waktu itu ringan kali, ya… jadi perbedaan antara ada dan tidak ada Aisyah dalam tandu nggak akan kerasa sama yang nandunya).

Setelah 'Aisyah mengetahui tandunya sudah berangkat, dia duduk di tempatnya dan mengharapkan tandu dan rombongan itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan ibnu Mu'aththal. Diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengatakan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, istri Rasulullah." 'Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Shafwan berjalan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapatnya masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar-besarkannya, maka fitnah atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Ternyata fatal juga ya akibatnya, hanya karena seseorang mengatakan berita bohong bisa menggoncangkan stabilitas sebuah negara (keren banget khan istilahnya). Ngomongnya sih ringan, bahkan mungkin kita tidak ingat apa yang baru saja kita ucapkan, padahal dia pada sisi Allah adalah besar (Q.S. 24 : 15). Contoh di atas adalah kisah tentang bahayanya memfitnah orang. Nah… sekarang bagaimana halnya dengan ghibah alias ngomongin orang.

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah pernah bersabda, "Tahukah kamu apakah Ghibah itu?", para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu!". Lalu beliau melanjutkan, "Yang kamu menceritakan saudaramu tentang hal yang tidak disukainya." Lalu seseorang bertanya, "Bagaimana pendapatmu bila apa yang aku katakan ada pada diri saudaraku yang aku ceritakan?" Beliau menjawab, "Bla apa yang kamu ceritakan itu ada pada diri saudaramu, maka kamu telah melakukan ghibah terhadanya. Dan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada pada diri saudaramu, berarti kamu telah mengada-ngada tentangnya." (H.R. Muslim)

Bahkan Allah mengibaratkan orang yang suka ghibah itu seperti halnya dia memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati (Q.S. 49 : 12). Oleh karena itu, kita perlu tahu apa saja yang termasuk adab-adab dalam berbicara.
Adab berbicara :
1. Pada orang tua
J Tidak boleh berbicara lebih keras

J Tidak boleh membantah

J Tidak boleh berkata "ah"

J Tidak boleh berkata-kata yang menyakiti hatinya

J Berkata lemah-lembut dan kasih sayang


2. Pada teman/saudara/kakak/adik
J Tidak boleh mengejek

J Lemah-lembut dan penuh kasih sayang

J Berbicara seperlunya saja

J Tidak boleh menyombongkan diri

J Tidak boleh berlebih-lebihan dalam berbicara


3. Pada guru
J Seperti kepada orang tua kita


Ada juga dusta yang dimaafkan oleh Allah. Mau tahu ngga?? Contohnya, berdusta demi keselamatan nyawa kita dan aqidah kita. Seperti yang pernah dialami oleh Amar bin Yasir ketika ia mendapat siksaan yang bertubi-tubi dan tak tertahankan dari kaum kafir Quraisy. Contoh lainnya adalah dusta untuk mendamaikan dua orang yang berselisih (sekarang mah kebanyakan kebalikannya, orang yang tidak berselisih dibuat berselisih dengan dusta yang menyesatkan). Contoh dusta lain yang diperbolehkan adalah dusta seorang suami untuk menyenangkan istrinya (kalo belum nyambung jangan dikasih ke anak-anak!). Cuman sedapat mungkin kita harus menghindari berkata dusta dan sia-sia.

Penutup

Alangkah baiknya kalau kita tutup materi bahaya lisan ini dengan sebuah hadits. Dari Mu'adz bin Jabal telah berkata: Aku telah berkata: "Ya Rasulullah! Beritahulah aku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam syurga dan menjauhkan aku dari neraka." Nabi menjawab : "Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta'ala atasnya. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dan mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah." Kemudian beliau berkata : "Inginkah engkau kuberi petunjuk padamu akan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai dan sedekah itu menghapuskan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api dan shalat seseorang di tengah malam." Kemudian beliau membaca Q.S. As-Sajadah : 16-17. Kemudian beliau bersabda, "Maukah bila aku beritahukan padamu pokok amal dan tiang-tiangnya, serta puncak-puncaknya?" Aku menjawab, "Ya hai Rasulullah." Rasulullah bersabda, "Pokok amal adalah Islam dan tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad." Kemudian beliau bersabda, "Maukah kuberitahu padamu tentang kuncinya perkara itu semua?" Jawab, "Ya hai Rasulullah." Maka ia memegang lidahnya dan bersabda : "Jagalah ini." Aku berkata, "Hai Rasulullah apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?" Maka beliau bersabda : "Semoga selamat engkau! Adakah yang menjerumuskan orang atas mukanya (atau sabdanya, ke atas batas hidungnya) ke dalam neraka, selain buah ucapan lidah mereka? (H.R. Tirmidzi)


wallahu a'lam bish-shawab

Kunci Bisnis Menurut Nabi Muhammad SAW


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh

Mau tau  kunci sukses bisnis yang sudah di jalani oleh Rasul Allah Muhammad SAW yang selama masa Hidupnya pernah mengalami masa kejayaan dan beliau adalah Seorang pebisnis Sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis sukses selama 28 Tahun, mulai dari usia 12 tahun hingga 40 tahun. Dan selebihnya adalah masa keRasulan sebagai suri tauladan kita semua sebagai umat Muslim.

Apa saja Nilai warisan yang bisa kita Tiru dari Rasul yang bisa kita ikuti sebagai pengikutnya, Khususnya untuk seorang Hambanya yang menjadi Pengusaha sebagai Orang yang mencari Nafkah Semasa Mudanya RasulAllah ini Sudah berkenalan dengan Bisnis dari Usia Dini, Dimulai dari menggembala Kambing.
Lalu Bisnisnya ke-Level yang lebih tinggi, Pada waktu itu Beliau masih berusia 12 Tahun dan Beliau di Ajak oleh pamannyaAbu Thalib untuk berdagang di Negeri Syam. Disitulah Awalannya Nabi Muhammad SAW mengenal Bisnis secara serius, dan Menjadi Enterprenur Sejati. Hingga beliau mendapat reputasi yang sangat baik bagi penduduk Negri tersebut.

Reputasi-reputasinya adalah sebagai Orang yang Terpercaya (Al-Amin) di dalam Perdagangannya maupun di Kehidupan sehariannya. Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad SAW sudah di beri mandat penuh oleh pamannya untuk Berdagang dari dagangannya. Hingga usia 20 tahun beliau sudah hampir menguasai Pusat Bisnis Global di Jamannya. Kalo sekarang ( Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman).
Mau, tau Rahasia-rahasia Bisnis Nabi Muhammad SAW yang Hebat Itu. Hingga sekarang Masih di Gunakan dengan Prinsip-prinsip Bisnis Modern di Dunia saat ini. Dan juga mengajarkan kita sebagai Umat Muslim untuk menjadi seorang Enterprenur Sejati dan Berakhlak Sebagai Makhluk Allah SWT. Dan menjauhkan Bisnis Kita hanya dari Keuntungan Semata (KAPITALISME).…
Ini Adalah Rahasia-rahasia berbisnis Ala Nabi Muhammad SAW :

Cara Berpikir dan BerEtika di dalam Bisnisnya :
  1. Jujur di dalam Bisnisnya, Kejuran adalah syarat fundamental dalam berbisnis yang di lakukkan oleh RasullAllah Muhammad SAW. Beliau pernah melarang para pedagang untuk meletakkan barang Busuk/jelek di dalam dagangannya. dan beliau selalu memberikan barang sesuai dengan seadannya dan terbaik bagi Konsumennya.
  2. Berprinsip pada nilai Illahi, Bisnis yang di lakukkan tidak terlepas dari pengawasan Tuhan. Dan menyadarkan manusia sebagai makluk Illahiyah (berTuhan).
  3. Prinsip kebebasan Individu yang bertanggung Jawab, Bukan bisnis hasil dari Paksaan atau Riba. Yang menjerat kebebasan Individu.
  4. Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab moral kepada Tuhan atas perilaku Bisnisnya maupun Orang lain/Partner Bisnisnya maupun Konsumennya.
  5. Keadilan dan Keseimbangan, Keadilan dan keseimbangan sosial, bukan hanya keuntungan semata tetapi Kemitraan/bantu membantu di dalam bisnisnya (Win-Win-Solution)
  6. Tidak hanya mengejar keuntungan, dan berorientasi untuk menolong orang lain, Atau WIN Win Solution.
  7. Berniat baik di Bisnisnya, berniat baik adalah Aset Paling berharga oleh pelaku Bisnis selain untuk menjadi terbaik tapi bermanfaat bagi orang lain.
  8. Berani mewujudkan Mimpi, RasullAllah dari seorang penggembala Kambing, berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, menjadi pedagang, lalu Manager hingga beliau mewujudkan cita-citanya menjadi Owner (Pemilik perusahaan) dengan menikahi Siti Khadijah. Beliau adalah Enterprenur Cerdas.
  9. Branding/Menjaga nama baik, RasullAllah selalu menggunakan cara ini sebagai Modal Utama, Track Record sebagai orang Terpercaya (Al Amin), Justru paling di cari dan siapapun ingin bekerja sama dengannya. Sifat inilah yang Sekarang Langka di Jaman ini,Tirulah…
Cara Merintis Bisnis :
  1. Fokus dan Konsentrasi, RasulAllah selalu Fokus terhadap bisnis yang beliau tekuni, Tidak mengerjakan bisnis yang satu ke satunya lagi sebelum beliau menyelesaikannya…
  2. Mempunyai Goal dan rencana yang jelas
  3. Merintis Bisnis Dari NOL, kesuksesan beliau tidak datang dalam satu malam walaupun seorang RasullAllah, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari seorang Karyawan/Salles hingga jadi Owner. Dan semua tanpa ada praktek KKN.
  4. Tidak Mudah Putus Asa, beliau Berkata : Janganlah kamu berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merahtidak mempunyai baju, Kemudian Allah SWT memberikan rizky kepadanya (HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya)
  5. Berusaha Menjadi Trend Center
  6. Inovatif, Semua barang yang di Jual Rasul selalu berbeda dari kompetitornya, dengan harga murah tetapi Hight Quality.
  7. Memahami kondisi dan analisa Pasar
  8. Kemampuan merespon strategi Pesaingnya
Belajar menguasai pasar, Dikisahkan Ketika beliau di Mekkah para pedagang dari kaum Quraisy yang ingin menjatuhkan Bisnisnya, dengan menjatuhkan Harga dengan tidak Wajar. Tetapi beliau menerapkan Hukum Suply&Demand, beliau menyiasati dan bersabar. Hingga semua dagangan para Kompetitornya habis semua.
Rasul baru Menjual Dagangannya karena Rasul Percaya kalau jumlah Permintaan (Demand) jauh lebih tinggi dari jumlah Penawaran (Supply) di Kota itu. Tak lama kemudian Rakyat Kota tersebut membeli Barang Dagangan Rasul dengan Harga Normal, ketika rombongan Pedagang itu pulang Mekkah gempar.
Semua pedagang Rugi akibat banting harga kecuali Nabi Muhammad SAW yang untung besar. Itulah kejelian melihat, menganalisis, dan memahami Pasar. Hingga menguasai Pasar yang ada.
·  Mampu Memanagement Organisasi secara Efektif
· Bisa menghilangkan Mental Blocking, Atau juga yang di sebut dengan Ketakutan yang Berlebihan dalam menghadapi kegagalan usaha. Rasul selalu bisa mengalahkan diri sendiri dari hal-hal Negatif (mujahadah).
·  Mampu menarik dan meyakinkan pemilik Modal untuk ikut serta dalam bisnis yang dilaksanakannya
Cara Menjalankan Bisnisnya :
  1. Bekerja Sama (bersinergi), Beliau bersabda “Keberkahan sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan, tangan Allah sesungguhnya bersama Jamaah”
  2. Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner
  3. Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan)
  4. Bekerja dengan Prioritas
  5. Tidak melakukan Monopoli
  6. Selalu berusaha dan Tawakal
  7. Tepat Waktu
  8. Berani ambil Resiko
  9. Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang Keras pelaku Bisnis dan menyimpan barang pada massa tertentu, hanya untuk keuntungan semata. Rasul bersabda bahwa pedagang yang mau menjual barang dagangannya dengan spontan akan di beri kemudahan. Tapi penjual yang sering menimbun dagangannya akan mendapat kesusahan (Dalam HR Ibnu Majah dan Thusiy).
  10. Profesional di Bisnis yang Di kelolannya
  11. Selalu Bersyukur di Segala Kondisi
  12. Berusaha dengan Mandiri, Tekun dan Tawakal
  13. Menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaan dalam proses interaksi bisnis
  14. Melakukan bisnis berdasarkan Cinta (Passion).
  15. Tidak MenZhalimi (Merugikan Orang lain)
  16. Rajin Bersedekah
Cara memasarkan Produk :
  1. Memasarkan Produk yang Halal dan Suci
  2. Tidak melakukan Sumpah Palsu,
  3. Tidak merpura-pura menawar dengan harga tinggi, Agar orang lain tertarik
  4. Melakukan timbangan dengan benar
  5. Tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda ” Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (HR. Muttafaq ‘alaih)
  6. Pintar beriklan/Promosi, Rasul hafal betul dimana ada Bazaar di suatu tempat tertentu. Sehingga makin banyak orang mengenal beliau dan barang dagangannya.
  7. Transparansi (keterbukaan), Beliau bersabda “Tidak dibenarkan seorang Muslimin menjual satu-satu jualannya yang mempunyai aib, sebelum dia menjelaskan aibnya” (HR. Al-Quzuwaini)
  8. Mengutamakan pelanggan (Customer Satisfaction)
  9. Networking (Jejaring) di wilayah lain
  10. Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi (tabligh)
  11. Tidak mengambil Untung yang berlebihan
  12. Mengutamakan penawar pertama
  13. Menawar dengan harga yang di inginkan
  14. Melakukan perniagaan sepagi mungkin, RasulAllah mendoakan orang-orang yang pagi-pagi dalam bekerja. “Ya Allah, berkahilah umatku dalam berpagi-paginya mereka” (HR.Shahr Al Ghamidi)
  15. Menjaga Kepercayaan pelanggan
  16. Mewujudkan Win-Win Solution
  17. Barang Niaga harus bermutu, Murah, Bermanfaat, Mutakhir dan Berkualitas
  18. Kemudahan dalam hal transaksi dan pelayanan
  19. Menentukan Harga dengan jelas ketika akad (Deal)
Cara berhubungan dengan Karyawan :
  1. Berbagi perhatian kepada karyawan, Tidak memilih-milih karyawan Istimewa semua sama.
  2. Bermitra Bisnis, Karyawan dan Majikan seperti hubungan kekeluargan yang kental. Bukan seperti Tuan dan Budak.
  3. Memberi gaji yang Cukup kepada Karyawannya
  4. Memberi gaji tepat Waktu kepada Karyawannya, Sebelum keringat karyawan kering
  5. Tidak membebani Karyawan dengan tugas diluar kemampuannya
  6. Karyawan di Wajibkan kerja sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatannya
  7. Sering memberikan Bonus-bonus tambahan di luar gaji pokok
Contoh di Atas adalah sebagian kecil dari sifat-sifat Suri tauladan Rasul Allah Muhammad SAWyang bisa kita Contoh dalam membangun Kerajaan Bisnis Kita, jauh lebih Sukses, berakhlak dan membantu terhadap sesamanya.

wallahu a'lam bish-shawab