Kamis, 02 Agustus 2012

Apakabar " iman mu " hari ini ???

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim


Hmmm,...Terkadang naik terkadang turun, Itu Iman.

Ngarasa gaakk? Terkadang kita diserang rasa malas yang amat sangat, sehingga mau ngapain aja rasanya berat banget, males mikir, males ngomong, males gerak, pokoknya males…es..es… mau ngapai – ngapain males! Coba angkat tangan yang gak pernah merasakan hal itu? kalau ada yang angkat tangan dan bilang “saya gak pernah begitu tuch!?” perlu di cek lagi manusia atau malaikat? Parahnya lagi hal tersebut terjadi pada waktu – waktu menjelang shalat, denger adzan berkumandang bukannya segera bangun tapi malah guling – gulingan di kasur atau nongkrong di depan televisi, atau asik ngobrol atau pun keasikan dengan kegiatan lain yang ujungnya menunda waktu shalat kita. Berkali – kali kita selalu terperangkap dengan hawa nafsu berupa rasa malas dalam melakukan segala sesuatu terlebih lagi dalam hal ibadah? Pergi kemana semangat kita? Apa kita harus makan semangkA dulu? Lho kok? Hehe, maksudny “Mari Katakan Semangat Karena Allah!” untuk menyuburkan kembali iman yang terlah layu dalam hati, karena hakikatnya keimanan seseorang itu selalu mengalami fluktuasi ( terkadang naik terkadang turun ) Rasulullah bersabda, “ Keimanan itu bisa bertambah atau berkurang. Maka perbaharuilah iman kalian dengan laa ilaaha Illalah. ( HR. Ibnu Islam ). Etzz,, tapi bukan berarti perkataan Rasulullah bisa seenaknya aja kita jadikan dalil bahwa rasa males itu emang udah dari sononya dan gak bersegera mengusir rasa males tersubut dengan kalimat Laa Illaha Illah sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah.

Banyak faktor memang yang dapat membuat lemahnya iman, salah satunya adalah kita terkadang suka memanjakan diri sendiri dengan berteman akrab dengan setan! Nauzubillah, serem uey, tapi kenal kan dengan 10 macam teman iblis ; penguasa yang dzalim, orang kaya yang sombong, pedagang yang curang, orang yang meminum minuman keras, orang yang suka menyebarkan fitnah, orang yang berbuat zina, orang yang memakan harta anak yatim, orang yang meremehkan shalat, orang yang tidak mengeluarkan zakat, dan orang yang panjang angan – angan, ( diceritakan dari wahb bin munabbih ), harapanya sich semoga kita tidak termasuk salah satunya. Aamiin.

Kita sadari bahwasanya kita sendiri terkadang tidak cukup serius menangani masalah ini, tidak tekun atau bahkan sekali lagi ‘malas – malasan’ dalam beribadah, sehingga ibadah yang kita lakukan sering kali dilakukan dengan jiwa yang kosong tanpa ruh atau bahkan sekedar menggugurkan kewajiban padahal dalam sebuah hadits dikatakan, “Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main – main” ( H.R Tirmidzi ) Selain itu perlu di cek ulang tuch! kadar cinta kita kepada Allah SWT atau jangan – jangan kita terlalu terpaut pada urusan duniawi dan terlalu mencintainya? Hingga me-nomor sekiankan Tuhan kita Yang Esa. (Astagfirullah..) padahal Allah SWT telah menyeru kita bahwa “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Q.S. Ali-Imran : 31 )… Ayo… ikutii Allah! Jangan ikuti setan…

Barangsiapa yang baik shalatnya, akan baik pula seluruh amalnya. Barangsiapa yang buruk shalatnya, maka akan buruk pula seluruh shalatnya. Barangsiapa yang baik hatinya, maka akan baik shalatnya. Dan barangsiapa yang buruk hatinya, maka akan buruk shalatnya.

Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam:

فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”

(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)

Dan juga sabdanya:

أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً،

“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging

إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ

apabila ia (segumpal daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya

وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ،

dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak (buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya.

أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati”

[HR al Bukhari (1/28 no. 52), Muslim (3/1219 no. 1599), dan lain-lain, dari hadits an Nu’man bin Basyir -radhiyallahu ‘anhuma-]
Perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini:
”Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.” (HR Ibn Hibban)

Dan firman Allah Ta’aa,

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).

Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinyalah satu-satunya yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya setelah beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….”.(al-Fawaaid hal. 191.)
By : Mencari Rezky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar