Jumat, 14 September 2012

Hakikat fungsi mata, telinga, akal dan hati bagi muslim

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim



Dalam beberapa ayat, Allah senantiasa menyebutkan MATA, TELINGA, dan AKAL.. Karena ketiga elemen ini adalah alat kita untuk mengetahui dan mengenal kebenaran.. Kemudian HATI kitalah yang membenarkan atau yang mendustakannya..

Ketahuilah mata kita, Allah ciptakan untuk dapat melihat kebenaran.. Telinga kita, Allah ciptakan untuk dapat mendengarkan kebenaran.. Dan akal kita, Allah ciptakan untuk MEMIKIRKAN dan MEMAHAMI penjelasan dari apa yang kita lihat maupun kita dengar…

Apabila seseorang melihat kebenaran dengan matanya, mendengar kebenaran dengan telinganya, kemudian ia TAHU dan PAHAM (dengan menggunakan akalnya) bahwa hal tersebut adalah KEBENARAN.. Akan tetapi hatinya malah mendustakan..

Maka pantas kita sebut orang ini BUTA, TULI dan BODOH… Sekalipun matanya, telinganya dan akalnya berfungsi… tapi karena hatinya tidak membenarkan apa yang dipersaksikan mata, telinga dan akalnya.. maka SIA-SIAlah fungsi dari ketiga hal tersebut..

Oleh karenanya, orang yang demikian LEBIH JELEK daripada BINATANG TERNAK.. Benar, binatang ternak punya mata, telinga, akal (yang sangat terbatas).. Maka tidak salah jika perbuatan mereka tidak dikontrol..

Tapi manusia? mereka memiliki AKAL yang SEMPURNA untuk MEMIKIRKAN.. HATI untuk MEMUTUSKAN.. mengapa tidak mempergunakannya?!

Dalam ayat lain Allah berfirman:
"....dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya."(Al-Ahqaf: 26)

MATA, TELINGA, dan AKAL telah MEMBENARAKAN maka ...
ILMUkalau sudah menyatu dengan jiwanya,dia sangat hati-hati terhadap bahaya lisan(termasuk dalam menulis didunia maya). kalau Ilmu masuk kehatinya, apa dilihat dan didengar serta dibaca (dirasakan) akan selalu dipikirkan dengan otak dan ditanyakan ke hati kecil sebagai kontrol..baik atau buruk suatu perbuatan.

Makanya Belajarlah Jadi Orang Bijaksana,..Banyak Melihat Dengan Seksama Dan Banyak Mendengar dari Pada Banyak Bicara Yang Menimbulkan Bahaya Lisan.Pergunakan Otak Tanya ke Hati Kecil Kita Sebagai kontrol Dalam Setiap Tindakan(Perbutan) Serta Berkata dan Menulis.


 Jadilah ORANG Bijaksana yang BERAKAL, yang seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.

"LISAN seorang BIJAKSANA yang BERAKAL berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap ILMU yang dia PELAJARI"

"Orang BIJAKSANA yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan".

wallahu a'lam bish-shawab


By : Mencari Rezky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar