Rabu, 14 November 2012

Nasehat dan kritikan itu, merupakan sedekah yang teramat berharga bagi setiap muslim

Assalamu'alaikum Warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim




Bahkan orangtua, guru, sahabat serta atasan kita di kantor sering menasehati untuk me

nghindari mengeluarkan kata-kata yang kasar, menyakitkan, memojokkan, merendahkan, mempermalukan, serta untuk menghindari pula nada suara yang keras lagi berlebihan. Kita harus menjaga perilaku dan etika yang terbaik sehingga akan menyenangkan siapapun.

Sahabat, apa yang segera terlintas di benak kita ketika mendengar orang berkata, " saya ingin mengkritik saudara!" Biasanya, perasaan orang langsung menjadi tidak enak. Seakan-akan bakal ada penyerangan dan gangguan yang mengancam kehormatannya. Ia menganggap kritik sebagai penghinaan yang akan menurunkan harga dirinya dan mencemarkan nama baiknya. Lalu, muncullah reaksi pada diri kita baik berupa pikiran, perasaan maupun sikap tubuh secepatnya untuk membela diri daripada menikmati kritik itu sendiri. Kita cenderung sungkan menerimanya.

Apakah kita merasa takut dan terhina hanya karena dikoreksi. Persiapkan diri untuk menerima kenyataan bahwa koreksi itu tidak selalu harus sesuai keinginan kita. Ada kalanya benar isinya benar, caranya salah. Ada masanya isinya benar dan caranya pun benar. kadang terjadi, isinya salah caranya sudah benar. Dan yang tak mustahil, isinya salah juga caranya salah!

Dalam menerima kritik, kita butuh beberapa trik yang dapat membuat kritik itu efektif sebagai sarana pembangunan kemuliaan. Kita harus bisa memosisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi dan rindu dinasehati. Seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus.
  • Kritik itu penting
  • Kritik itu kunci kesuksesan dan kemajuan
  • Kritik membuka prestasi dan membuka derajat, dan kritik merupakan jalan untuk menuju lebih baik.

Kita harus berterima kasih atas kebaikan kritikannya tersebut dan jangan dilupakan pula selalu sertakan namanya dalam doa-doa kita. Semoga Allah SWT. membalas kebaikannya yang telah bersudi hati meluangkan waktu buat membantu perbaikan diri kita. Memaafkan kesalahannya, andaipun dia salah dalam menyampaikan kritik. Yang rugi adalah mereka yang salah dalam menyikapinya dan justru kehinaan itu ada pada orang yang tak mau memperbaiki diri setelah menerima kritikan.

Merasa diri tak sempurna itu wajar sebab memang selain menganugerahi kelebihan, Allah juga menitipkan hal yang kita sebut "kekurangan".

Yuk sahabat, kita niatkan bahwa kita menginginkan perubahan dan jangan merasa lebih tinggi atau lebih hebat. Mudah-mudahan kita menjadi orang yang beruntung dan mudah-mudahan Dia senantiasa mendekatkan kita dengan orang-orang yang mau dengan tulus memberikan kritikannya dan menganugerahi kita kelapangan hati untuk mendengar kritik. Dan semoga kerendahan hati juga dapat menjadi jalan keselamatan hidup kita. Kita harus amanah dengan ilmu dan pengalaman yang kita miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya, pengalamannya. Bukankah sebuah kenikmatan tersendiri bila kita bisa berbuat sesuatu untuk orang lain dengan tulus dan ikhlas.

Sebuah Kritik Dapat Membantu Anda Untuk Berubah.

Orang-orang berpikiran positif selalu menjadikan kritik sebagai guru yang mengajari mereka, untuk menghindarkan diri dari risiko dan tindakan yang salah. Mereka akan memahami isi dan makna kritik yang disampaikan. Lalu, meresapi, mengintrospeksi, serta menjadikannya sebagai energi perbaikan kualitas dan integritas diri. Sebaliknya, orang-orang berpikiran negatif akan menanggapi kritik dengan marah dan cara-cara tidak terpuji. Mereka tidak akan pernah punya nurani dan akal sehat, untuk dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab dalam memahami, meresapi, atau pun menjadikan kritik sebagai bahan renungan untuk memperbaiki sikap, perilaku, kebiasaan, moral dan mental.

wallahu a'lam bish-shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar