Opick - Assalamualaikum

Kamis, 28 Maret 2013

ilmu meresap kedalam hati bukan hanya sebatas mampir

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh







Ilmu yang hanya sebatas "mampir" di mata kita (ketika kita membacanya) atau mampir di telinga kita ketika kita mendengarkannya..

atau hanya ada dalam kitab-kitab yang ada di rak-rak buku kita.. atau hanya ada dalam catatan kajian kita.. atau hanya ada dalam file documets di laptop/komputer kita..

Akan tetapi TIDAK meresap kedalam hati kita, sehingga TIDAK NAMPAK dalam amalan kita.. walaupun KITA SUDAH PERNAH PELAJARI.. tapi AMALAN kita mengindikasikan seakan-akan kita JAHIL akan hal ini..

Maka berarti kita belum disebut berilmu dalam hal tersebut..

Makanya benar kata ulamaa; "seorang itu TIDAK DISEBUT BERILMU, hingga ilmu itu ia amalkan" meskipun orang-orang menilai dari ucapan maupun tulisannya kita, kita memiliki ilmu..

Ketahuilah, yang menjadi pertanggung jawaban kita terhadap Allah adalah:

"apakah ilmu tersebut, ADA dalam

- HATI (yaitu kita resapkan kedalamnya)

- dan AMALAN kita (yaitu tercermin dlm lisan dan anggota badan kita, dgn semata-mata mengharapkan wajah_Nya)..

?!"

Maka perhatikanlah hati dan amalan kita, apakah didalam hati kita ada semangat untuk beramal shalih dan membenci amal jelek? Dan apakah hal tersebut nampak dalam amal kita? Yaitu kita bersegera dalam beramal shalih, dan bersegera dalam meninggalkan keburukan?!

Jika kita tahu/berilmu ttg sebuah kebaikan, tapi hati kita tidak tergerak untuk mencintainya atau tidak tergerak untuk bersegera/semangat mengamalkannya; maka ada penyakit dalam hati kita..

Demikian pula, jika kita tahu/berilmu ttg sebuah keburukan, tapi hati kita tidak tergerak untuk membencinya atau tidak tergerak untuk bersegera meninggalkannya, tapi malah mengamalkannya; maka ada penyakit dalam hati kita..

Oleh karenanya, luruskanlah niat kita dalam menuntut ilmu; katakan kepada diri kita:

"aku akan menuntut ilmu untuk menunaikan kewajibanku sebagai Hamba Allah. Yaitu beribadah kepada_Nya dengan ikhlash sesuai syari'a_Nya. Dan juga untuk mewujudkan taqwa. Yaitu mengerjakan seluruh kewajiban (setelah mempelajarinya) dan meninggalkan seluruh larangan (setelah mempelajarinya)"

*-semoga bermanfa'at-*


 Wallahu a’lam bish-shawab

1 komentar: