Opick - Assalamualaikum

Senin, 24 September 2012

Jujur Bukan Kebutuhan, Tapi Kewajiban


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


Kejujuran, sepertinya sebuah hal yang sangat mahal di jaman ini. Bisa kita lihat dipentas-pentas politik di berbagai dunia, betapa sebuah ketidakjujuran, pembohongan dan kebohongan, lebih-lebih kebohongan publik adalah sebuah sarapan yang bisa kita santap setiap hari, baik di media cetak, media elektronik, dan Internet.Bahkan di jaring sosial seperti facebook banyak mencantumkan identitas palsu dan memakai photo profil orang lain (he..he..he itu terserah anda dech,…kalau saya dengan jujur, benar gadhul bashar itu indah !!![dalam bahasa indonesia diartikan sebagai menjaga pandangan].

Sedikit pembahasan gadhul bashar dulu ya.

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. 24:30)

Dan diperkuat dalam hadist shahih berikut :

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, "Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin." (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).

"Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya." (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)

Subhanallah, betapa malunya saya mendengar hadist tersebut. Astagfirullah, sekali lagi hati saya beristighfar. Jadi selama ini saya melakukan hal yang mendekati zina, jika saya tidak menjaga pandangan. Ada beberapa perdebatan mengenai hal ini, mengapa hanya dengan pandangan kita dapat melakukan hal yang mendekati zina? Apakah kita tidak boleh menatap lawan jenis kita saat berbicara? Karena pengertian zina dalam masyarakat mayoritas kita berarti melakukan hubungan suami istri tanpa adanya tali pernikahan yang halal. Sehingga, menatap lawan jenis sah- sah saja.

Namun, lepas dari perdebatan tersebut, saya mengambil hikmah yang merubah pandangan saya terhadap hubungan akhwat ikhwat selama ini. Saya menganggap menjaga pandangan lebih baik dari pada harus menerima resiko laknat Allah azza wajalla. Jadi teringat seorang teman saya berkata " Kenapa harus segitunya sih, masa kalau berbicara dengan lawan jenis mesti menunduk?? ntar dikira sombong lagi…. yang pentingkan hatinya… iya kan Sir? " kata salah satu teman saya. Kemudian saya berfikir sejenak, dan sempat berfikir yang sama terhadap perkataan teman saya tersebut. Namu segera saya tepis fikiran itu, kemudian tersenyum dan berkata kepada teman saya "mungkin betul perkataan mu, namun bagi aku yang hanya menempel sedikit iman ini, gadhul qalbu atau menjaga hati tidak bisa sepenuhnya digunakan, jika tidak di barengi dengn gadhul bashar" ucap saya.

Memang sangat sulit menerapkan hal ini, terlebih bagi sesorang yang tinggal di kota metropolis dan kota besar maupun di media social ini. Namun terlepas dari semua itu, semua kembali kepada diri sendiri. Karena pada hakikatnya kita harus menentukan jalan kita sendiri, "jika bukan sekarang, kapan lagi!!!" gumam dalam hati. Tulisan ini dibuat bukan untuk mengajari atau mendikte seseorang. Karena saya juga hanya seorang yang mencoba berubah ke jalan yang lebih baik. Karena kesalahan sepenuhnya milik saya, dan kesempurnaan milik Allah SWT.

Kembali tentang jujur.

Begitu sulitnyakah berkata jujur dan mengungkap sebuah kejujuran?
Sebuah kisah di jaman Rasulullah saw, mengajarkan tentang kejujuran adalah kunci kebaikan kehidupan. Berikut ini penggalan ceritanya. 
Suatu ketika, ada seorang yang ingin masuk agama Islam. Namun dia menyatakan bahwa dia tak bisa meninggalkan semua maksiat yang telah menjadi darah dagingnya. Jadi, dia meminta ijin kepada Muhammad Rasulullah untuk masuk Islam namun tetap diperbolehkan melakukan maksiat. Kalo bahasa gaulnya : "Rasul, saya pengen masuk islam nih, tapi kalo boleh dilonggarin dikit yak aturannya. Ane masi demen maksiat nih." Beuh, ni orang geblek banget ya.

Rasulullah tersenyum dan mempersilahkan orang tersebut melakukan semua maksiat yang dia inginkan, hanya dengan satu syarat : dilarang berbohong.

Orang itu berkata, "Beuh.. gampang bener syaratnya ya Rasul. Okey dech, Deal kalo begituh."

Sejak saat itu, setiap hari Rasullulah selalu bertanya kepada orang tersebut apa saja yang dia lakukan setiap hari. Dan orang itu merasa malu banget setiap kali harus menjawab bahwa dia habis melakukan maksiat. Apalagi pas ditanya di depan mimbar atau kumpulan orang-orang banyak. Mukanya mau ditaruh kemana..

Akhirnya orang itu berpikir seribu keliling tiap melakukan maksiat, karena pasti esoknya akan ditanya oleh Rasul, dan ia tidak boleh berbohong. Cape dech...

Tapi lihat dampaknya, lama-kelamaan, orang tersebut meninggalkan maksiat karena daripada malu tiap ditanya Rasul, dan mulai beribadah dengan giat.
Allah memerintahkan pada setiap muslim untuk selalu berkata jujur, dengan firmannya yang berbunyi.
"Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan orang-orang yang benar."
[at-Taubah: 119]

Pada ayat diatas menjelaskan tentang  perintah untuk selalu bersama orang yang benar dan selalu berkata benar/jujur. Jujur itu ada dua, antara lain :
  1. Jujur kepada Allah yaitu jujur untuk selalu melakukan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.
  2. Jujur Kepada sesama makhluk yaitu jujur dalam pergaulan sehari hari dan bergaul dengan akhlak yang baik.
Dan lawan dari kata jujur adalah dusta, dimana berdusta adalah termasuk salah satu diantara sifat sifat orang munafik. Jika seseorang selalu berusaha untuk berkata jujur maka berarti dia telah berusaha pula untuk menjauhkan sifat-sifat kemunafikan pada dirinya dan juga dia berusaha menjauhi neraka yang disediakan bagi orang-orang yg munafik terhadapnya.

Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal sabda dari Rasulullah s.a.w. yaitu: "Tinggalkan apa-apa yang meragukan hatimu dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak meragukan hatimu. yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar/jujur itu menimbulkan ketenangan dan berdusta itu menimbulkan keragu-raguan."
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata,”hadits shahih”]

 Jujur adalah sifat penting bagi Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah berkata terus terang dan tidak bohong. Orang yang bohong atau pendusta tidak ada nilainya dalam Islam.
Bahkan bisa jadi orang pendusta ini digolongkan sebagai orang yang munafik. Orang-orang munafik tergolong orang kafir. Nauzubillah. Allah berfirman :
Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [QS.2 Al-Baqarah :8-10]
Kalau seandainya ummat Islam seorang pendusta, tidak jujur, tentunya ketika ia menyatakan beriman, maka imannya sangat rapuh untuk dipercaya, karena orangnya tidak amanah atau dapat dipercaya karena telah dianggap pendusta.
|
Memang kita diciptakan manusia ini dua jalan.
  • Jalan kejahatan dan
  • Jalan kebaikan.
Firman Allah ta’ala:
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. [QS. As-syam :8]
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. [QS. Al-Balad :10-11]
Yang dimaksud dengan “Dua jalan” ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan. Jalan kejahatan adalah jalan yang mudah dan enak dikerjakan, tetapi jalan kebaikan dan kebajikan adalah jalan yang sulit, mendaki lagi sukar.
Kalau kita memilih jalan kebaikan, kebajikan. Inilah jalan yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala, dan orang yang berada dijalan ini akan mendapat ganjaran dari allah subhanahu wata’ala. Tetapi jalan kebaikan ini tidak mudah, sulit lagi sukar.
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. [QS. Al-Balad :12-16]
Demikianlah jalan kebaikan yang harus orang-orang mu’min tempuh dan selalu bersabar berada dijalannya sama seperti kita puasa dibulan ramadhan ini tetap sabar dalam menjalankan ibadah dan segala kebaikan dan kebajikan yang kita amalkan selama dalam bulan Ramadhan.
Perbuatan baik dijalan yang baik tersebut diantaranya juga bersikap jujur. Jujur dalam segala perbuatan dan perbuatan kita. Karena orang yang terbiasa tidak jujur akan selalu menjadi serentetan kebohongan berikutnya yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan dicaplah sebagai pembohong atau pendusta, nauzubillah.
Hadits nabi membawa pesan nabi salallohu alaihi wasalam tentang kejujuran adalah:
Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu pada kebaikan dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga.
Sedangkan dusta akan mengantarkan pada keburukan dan dosa, dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka. [Hadits: Mutafaqun Alaih]
Oleh sebab itu hendaklah kita akan senantiasa jujur. Dan dikatakan kita sebagai orang yang jujur. Orang jujur ada kemungkinan akan teguh dalam memegang amanah. Sedangkan orang yang pendusta atau tidak jujur sama sekali tidak bisa memegang amanah.
Jujur dan amanah adalah serangkaian sifat yang perlu kita sikapi. Sebagaimana rasulullah adalah seorang yang mempunyai sifat jujur, terpercaya [Amanah]. Oleh sebab itu kita patut menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan yang baik.
Sebagaimana Firman allah ta’ala:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS. Al-Ahzab :21]
Disini dapat kita petik sebuah pesan moral tentang berkata jujur, bahwa jujur itu mampu menjadi kunci hal buruk dalam kehidupan, seperti maksiat, selingkuh, korupsi, maling, dan sebagainya. Coba andai manusia semua berkata jujur, pasti dijamin gak ada yang namanya korupsi, pencurian, pencopetan, dan sebagainya.

Jujur itu perlu di latih dan terus dipraktekan agar menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Jujur bukan kebutuhan, tapi kewajiban, sehingga terasa berat. 


wallahu a'lam bish-shawab

Minggu, 23 September 2012

Orang Beriman Niscaya Lebih Cerdas Akalnya Dalam Bersikap, Bijaksana Bertindak

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


    Saidina Othman Ibnu Affan r.a. berkata :

     Ciri-ciri orang bijaksana adalah ; 

    “Di antara tanda-tanda orang yang bijaksana ialah: Hatinya selalu basah dengan dzikrullah, kedua matanya menangis karena penyesalan terhadap dosa, segala perkara di hadapinya dengan sabar dan tabah, serta lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.”



1. Tidak Emosional, hal itu berarti orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung, sulit menjadi bijaksana dan hanya dapat menjadi bijak dengan pertolongan Allah dan kegigihan usaha untuk berubah, jadi orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri. 

2. Tidak egois, orang yang egois jelas tidak akan dapat menjadi bijak, karena bijak itu pada dasarnya ingin kemaslahatan bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Rasulullah selalu hidup dalam pengorbanan, begitu pula Indonesia dapat merdeka oleh orang-orang yang berjuang penuh pengorbanan. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri. 

3. Suka cinta dan rindu pada nasihat, akan sangat bodoh jika kita masuk hutan tanpa bertanya kepada orang yang tahu mengenai hutan. Jika kita di beri nasihat seharusnya kita berterima kasih. Jika kita tersinggung karena di sebut bodoh maka seharusnya kita tersinggung jika disebut pintar karena itu tidak benar. Jika kita alergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi orang yang bijak. Jika seorang pemimpin alergi terhadap saran atau nasehat, bahkan memusuhi orang yang mengkritik, maka dia tidak akan pernah bisa memimpin dengan baik. 

4. Memiliki kasih sayang terhadap sesama, Rasa sayang yang ada diharapkan tetap berpijak pada rambu-rambu yang ada seperti ketegasan. Diriwayatkan bahwa orang yang dinasehati oleh Rasulullah secara bijak berbalik menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan bathinnya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin sebaiknya memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu kampanye saja. Kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua golongan. 

5. Selalu berupaya membangun, Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki segalanya. Orang yang bijak akan membangkitkan semangat orang yang lemah, menerangi sesuatu yang gelap. Jika melihat orang yang berdosa, maka ia akan bersemangat untuk mengajak orang tersebut untuk bertaubat. Orang yang bijak ingin membuat orang maju dan sangat tidak menyukai kehancuran dan kelumpuhan kecuali bagi kebathilan. Semangat orang yang bijak adalah semangat untuk maju tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi orang lain disekitarnya.



     Makanya Belajarlah Jadi Orang Bijaksana,..Banyak Melihat Dengan Seksama Dan Banyak Mendengar dari Pada Banyak Bicara Yang Menimbulkan Bahaya Lisan.Pergunakan Otak Tanya ke Hati Kecil Kita Sebagai kontrol Dalam Setiap Tindakan(Perbutan) Serta Berkata dan Menulis.

Jadilah ORANG Bijaksana yang BERAKAL, yang seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah, sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.

"LISAN seorang BIJAKSANA yang BERAKAL berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap ILMU yang dia PELAJARI"

"Orang BIJAKSANA yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan".



wallahu a'lam bish-shawab 



By : Mencari Rezky




Sabtu, 22 September 2012

ALLAH SWT MEMANGGIL HAMBA-NYA HANYA TIGA KALI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim



Dari seorang teman….
semoga bermanfaat saudaraku….

Dikisahkan oleh Seorang Gadis yang sedang pergi Umrah dengan Calon Mertua-nya

Ibu adalah pemilik Tour Travel  dan Hotel di Turki dimana saya bergabung untuk Umrah di bulan November 2011 yang lalu. Kebetulan umrahku dimulai di Madinah dulu selama 4 hari, baru ke Mekah. Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah. Jadi aku punya kesempatan untuk bertanya tentang Umrah.

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Mekah… Aku bertanya pada Ibu :
"Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah… ? Karena ini pertama kali aku ber Umrah"

Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya. Ibu berkata…
"Nurin Najwa Azize calon menantuku, Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup"

Keningku berkerut…
"Sedikit sekali Allah memanggil kita…?"

Ibu tersenyum.
"Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?"

Saya menggelengkan kepala.

"Panggilan pertama adalah ADZAN ", ujar Ibu.

"Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita Shalat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, dia tidak "cepat marah" akan sikap kita. Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umat-Nya, baik umat-Nya itu menjawab panggilan Adzan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umat-Nya ketika hari Kiamat nanti".

Saya terpekur… mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan Shalat karena meeting lah, ke projeck lah, dan lain lain. Masya Allah…

Ibu melanjutkan,

"Nurin , Panggilan yang kedua adalah panggilan ' HAJI / UMRAH '.

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hamba- Nya dengan panggilan yang halus dan sifatnya "bergiliran" . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalannya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merancang pula akan pergi, ada yang memang merancang dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan "Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan"("Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni'mata, laka wal mulk, laa syariika lak". (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu),... sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua. Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu".

Mata saya semakin berkaca-kaca. ..
Subhanallah. .. Saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. . Alhamdulillah. ..

"Dan panggilan ke-3", lanjut Ibu, adalah "KEMATIAN"

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu Nurin manfaatkan waktumu sebaik-baiknya.

…Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah… Insya Allah syurga adalah balasannya.. .

Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ..

Kala itu hati saya makin yakin akan kebesaran-Nya, kasih sayang-Nya dan dengan semangat menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat…

Aku menjawab panggilan Umrah-Mu ya Allah, Tuhan Semesta Alam…



wallahu a'lam bish-shawab



By : Mencari Rezky

Jumat, 21 September 2012

PROPORSIONAL-LAH DALAM MENCARI REZEKI DARI ALLAH SWT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
 
Ketika kita mencari rizkiNya, alangkah baiknya kita niatkan untuk beribadah, niatkan untuk memenuhi kewajiban yang Allah wajibkan kepada kita agar kita menafkahi keluarga. Maka dengannya kita melakukannya karena Allah, dan termotivasi dengan pahalaNya, TIDAK MALAS-MALASAN, dan terasa tulus lagi ikhlash ketika mengerjakannya. Tapi tetap, aturlah waktu dengan sebaik-baiknya!



Dan alangkah baiknya lagi jika didalam mencari ma-i-syah(PENGHASILAN YANG HALAL) tersebut, kita berusaha agar dapat membantu kaum muslimin lainnya, atau kita juga bisa meniatkan untuk sambil berdakwah. Maka alangkah banyak pahala yang dapat kita peroleh dengan kesibukan duniawi kita!!

Seperti dikatakan diatas, PROPORSIONAL-lah dalam mengatur waktu, jangan sampai waktu kita habis dengannya sehingga melupakan anak dan istri, melupakan menuntut ilmu, dan melalaikan ibadah-ibadah yang utama.

Niatkan saja dari awwal mencari ma-i-syah(PENGHASILAN YANG HALAL) ini hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja dulu, atau ditambah sedikit kebutuhan sekunder, qona'ah-lah(menerima apa adanya, selalu mensyukuri apa yg diberikan Allah SWT) dengan apa yang telah kita miliki; janganlah melihat orang yang lebih diatas dari kita dalam hal duniawi dan janganlah terlalu tinggi angan-angan. sehingga hati kita dapat kita jaga agar tidak tergantung dengan kehidupan dunia yang sesaat dan sementara

 Work Work and Worship


Mungkin dari kita pernah terpikir bekerja secara terus menerus dengan keras akan membuat kita mati? Sama sekali tidak secara umum, dengan bekerja kita akan menjadi lebih sehat, lebih hemat, lebih teratur hidupnya karena rutinitas yang kita jalani.

Berikut beberapa kutipan yang dapat kita jadikan rujukan dalam bekerja dan bagaimana bekerja, mudah - mudah dengan rujukan ini kita tidak mudah mengeluh dan stress menghadapi pekerjaan:

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.” (QS 67: 15)

"Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung."( QS 62: 10)

Suatu ketika, Rasulullah mencium tangan kasar seseorang karena bekerja keras sebagai pemecah batu dan beliau memujinya bahwa tangan itu dicintai Allah.

Secara pribadi, kita juga mendapati Rasulullah SAW dan para sahabat adalah orang-orang yang menyukai kerja. Rasulullah SAW selain bekerja untuk umatnya, beliau melubangi sendiri sandalnya, menambal sendiri bajunya, memeras sendiri susu kambingnya dan melayani keluarga. Subhanallah, Rasulullah adalah pemimpin sejati!

Hadis riwayat Tabrani seputar kerja:

“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik perangainya/akhlaqnya”
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
“Muslim yang terbaik adalah muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya."
“Sebaik-baik kamu adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”
“Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik (berperilaku) kepada keluarganya”
“Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah”
“Sebaik-baik kamu ialah orang yang mempertahankan keluarganya selagi perbuatan itu tidak membawa kepada dosa”
“Barangsiapa yang menjadi susah pada petang hari kerana kerjanya, maka terampunlah dosanya.”

Berikut ini tips sederhana dalam bekerja dengan PROPORSIONAL:

Tujuan bekerja    : Pengabdian dan mencari ridha Allah SWT
Cara bekerja       : Halal, tidak bertentangan undang - undang, norma - norma dan ketentuan Allah
Lingkup kerja      : Bekerja ditempat yang baik, sehat, kondusif dan halal
Manfaat               : Memberikan kesejahteraan kepada umat

Namun bekerjalah secara proporsional dan berimbang, ada hak dari badan kita untuk beristirahat. Secara medis kita dianjurkan untuk tidur setidaknya 4 jam sehari untuk orang dewasa yaitu mulai dari jam 11 malam sampai 3 pagi.

Selamat bekerja dan tetap semangat !


wallahu a'lam bish-shawab


By : Mencari Rezky

Kamis, 20 September 2012

Nasehat Pernikahan Dari Seorang Ibu Kepada Putra-Puterinya


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim






Advise Mothers to Sons and Daughters
(Nasehat Pernikahan Dari Seorang Ibu Kepada Putra-Puterinya)


 

1. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA AKAN MENIKAH   

Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA MELAMAR  

Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA AKAD NIKAH 

Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah swt.

4. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN  

Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.

5. ANAKKU TERSAYANG,...SEJAK MALAM PERTAMA 

Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. ANAKKU TERSAYANG,...SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA 

Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

7. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG 

Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan .

8. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK

Cintailah isteri atau suami anda 100%

9. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA TELAH MEMIKI ANAK

Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

10. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK

Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA EKONOMI MEMBAIK 

Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

12. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA MENDIDIK ANAK 

Jangan pernah berpikir bahwa orang a akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita .

13. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA ANDA ADALAH SUAMI 

Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

14. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA ANDA ADALAH ISTERI 

Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA ANAK BERMASALAH 

Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA ADA PIL.

Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA ADA WIL 

Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA 

Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19. ANAKKU TERSAYANG,...KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS 

Gunakanlah formula 7 K :
1 Ketaqwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran

Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah

Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya : Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !. Mendengar sabda Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya : "Wahai Rasulullah, seorang suami yang memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?" Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab : "Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .? Jawab para shahabat :"Ya, benar". Beliau bersabda lagi : "Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh pahala !". (Hadits Shahih Riwayat Muslim 3:82, Ahmad 5:1167-168 dan Nasa'i dengan sanad yang Shahih).

"Semoga…… …diriku & sahabatku termasuk hamba yang disayang oleh-Nya.."


wallahu a'lam bis-shawab


By : Mencari Rezky