Opick - Assalamualaikum

Sabtu, 08 September 2012

Ketika Allah swt "greatly missed and very much in love"(sangat sayang dan sangat rindu) pada hamba-NYA,

Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Kasih sayang dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Ada orang yang menunjukkan rasa sayangnya dengan terus memberikan perhatiannya. Ada pula orang yang menunjukkan rasa sayangnya dengan membelikan beraneka ragam benda yang disukai orang yang ia sayangi. Ada juga yang menunjukkannya dengan sering mengganggu atau mengusili ‘sayang’nya (biasanya kakak laki-laki, hehe…) Namun, ada pula yang menunjukkan rasa sayangnya dengan terus mengekang atau mengurung sang tersayang agar ia aman dari segala macam bahaya.

Atau bahkan ada yang tidak bisa menunjukkan rasa sayangnya kepada orang yang ia sayangi. Trus, kalo’ kasih sayang Allah itu wujudnya seperti apa? Apakah dengan melimpahnya harta benda. Atau dengan kekuasaan? Atau kecantikan dan ketampanan yang kita miliki? Itukah tanda kasih sayang Allah kepada hambaNya?

Ketika Allah swt "greatly missed and very much in love"(sangat sayang dan sangat rindu) pada hamba-NYA, ia akan mengirimkan sebuah "hadiah istimewa" melalui malaikat Jibril yang isinya adalah "ujian & cobaan."


Dalam hadits qudsi Allah berfirman: "Pergilah pada hambaKU lalu timpakanlah berbagai ujian padanya kerana AKU ingin mendengar rintihannya." (HR Thabrani dari Abu Umamah)

 

Dalam Q.S. Al Fajr:15-17 disebutkan,Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” Sekali-kali tidak (demikian)(Q.S. Al Fajr : 15-17)

Kesenangan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada seorang hamba belum tentu menjadi sebuah pertanda bahwa Allah menyayanginya. Begitu juga sebaliknya, kesulitan serta cobaan yang Allah berikan belum tentu menjadi wujud kebencian Ia kepada kita. Jadi jangan GR dulu dan buru-buru merasa kalo’ ente pade dah disayang ama Allah. Kita kaji dulu beberapa tanda kasih sayang Allah kepada kita melalui pedoman hidup kita. Al-Quran dan hadits Rasulullah.

UJIAN DAN COBAAN SEBAGAI BUKTI CINTA TUHAN

Apabila Allah Swt secara khusus menyayangi seorang hamba-Nya, niscaya Dia akan menhadapkannya pada berbagai kesulitan dan kesusahan. Imam Muhammad al-Baqir as berkata, ”Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan ujian dan cobaan kepada seorang mukmin sebagaimana seorang suami menjanjikan kepada isterinya dengan hadiah yang dirahasiakan (disembunyikan)-nya.” 1]

Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam cobaan.” 2]

Hal ini bisa dicontohkan dengan seorang pelatih renang. Sewaktu ia diminta untuk melatih seseorang agar bisa berenang, maka ia akan melatih orang tersebut dengan mengerahkan segenap kemampuannya agar orang itu bisa berenang. Sama saja dengan Allah SwT ketika mencintai seorang hamba, maka Dia akan mendidiknya – untuk mencapai kesempurnaan – dengan mengujinya dengan berbagai cobaan.

Seseorang yang ingin pandai berenang, tetapi hanya bermodal dengan membaca buku teori renang tanpa menceburkan dirinya ke kolam renang, pasti seumur hidupnya ia tidak akan pernah bisa berenang. Seseorang yang sungguh-sungguh ingin pandai berenang harus berada di dalam air dan berlatih dengan mencoba bertarung dengan air agar tidak tenggelam.

Bahkan kadang-kadang seseorang yang sedang belajar berenang harus menghadapi maut ketika ia berenang jauh ke tengah laut. Tidak bisa tidak seseorang harus pernah menghadapi kesulitan-kesulitan sejak ia berada di dunia ini, sehingga ia bisa belajar menyelamatkan diri darinya. Ia harus pernah menghadapi kesukaran-kesukaran hidup, sehingga ia menjadi lebih dewasa dan matang. 3]

TIIDAK ADA KEBAIKAN BAGI ORANG YANG TIDAK PERNAH DITIMPA MUSIBAH

Suatu hari, Rasulullah saw diundang ke rumah salah seorang Muslim. Sewaktu beliau tiba di rumahnya, beliau melihat seekor ayam sedang bertelur di sebuah sarang di samping rumah. Beliau melihat telor ayam tersebut tidak jatuh, dan kalaupun jatuh ternyata tidak pecah. Betapa takjubnya Rasulullah saw melihat kejadian tersebut.

Karena itu, pemilik rumah tersebut bertanya kepada beliau, “Engkau heran melihatnya, ya Rasulullah? Demi Allah yang telah memilih Anda sebagai Nabi, sesungguhnya saya selama ini tidak pernah sakit”

Rasulullah segera meninggalkan rumah tersebut, seraya berkata, “Barangsiapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.” 4]

SEMAKIN TINGGI TINGKAT SPIRITUAL SESEORANG SEMAKIN BERAT UJIANNYA

Diriwayatkan bahwa Imam Al-Shadiq as berkata, “Sesungguhnya disebutkan di dalam kitab ‘Ali bahwa yang paling berat cobaannya di antara semua manusia adalah para nabi, dan setelah mereka adalah para washiy (para Imam Ahlul Bait as), dan setelah mereka adalah orang-orang pilihan yang seperti mereka. Sungguh orang mukmin pasti mengalami cobaan sesuai dengan kadar amal baiknya. Maka, orang yang baik agamanya dan baik pula amalnya akan lebih berat cobaannya. Hal itu disebabkan Allah SwT tidak menjadikan dunia ini sebagai tempat memberi pahala bagi orang mukmin dan tempat menyiksa orang yang ingkar. Dan orang yang lemah imannya dan buruk amalnya, akan lebih ringan cobaannya. Sesungguhnya, cobaan itu menimpa orang beriman lebih cepat daripada air hujan yang turun ke bumi.” 5]

Sesungguhnya manusia yang paling keras cobaannya ialah para Nabi, kemudian orang-orang setelah mereka, dan selanjutnya orang-orang setelah mereka yang layak mendapatkan cobaan seperti mereka. Para penyusun kitab-kitab hadis, membuat bab khusus mengenai kerasnya cobaan yang dihadapi oleh Amir Al-Mu’minin, para Imam dan putra-putranya.

Cobaan yang dihadapi oleh para kekasih Allah, pada dasarnya, adalah kasih sayang-Nya yang dikemas dengan penderitaan, sebagaimana halnya dengan kenikmatan dan kesehatan yang dialami oleh mereka yang dimurkai oleh Allah, yang pada dasarnya merupakan siksaan untuk mereka yang dikemas dalam bentuk kenikmatan, dan kemurkaan dengan bentuk kasih sayang. 6]

Imam al-Shadiq as berkata, ”Besarnya pahala seseorang sebanding dengan besarnya penderitaannya dan tidaklah Allah mencintai seorang hamba kecuali Dia menghadapkannya dengan penderitaan” 7]

Bala’ yang berarti ujian dan cobaan dapat terjadi pada manusia yang baik maupun yang jahat. Bala’ dan ibtila’, tidak hanya terbatas hanya berupa penyakit berat atau ringan, atau kesengsaraan, seperti kemiskinan, penghinaan, dan kehilangan keuntungan-keuntungan duniawi.

Bahkan seperti kekuasaan, kebesaran, kekayaan, ketinggian status, kehormatan, dan yang semacam itu juga merupakan bentuk lain dari ujian dan cobaan.

Tetapi dalam konteks hadits dari Imam al-Shadiq as di atas, bala’ yang dimaksudkan adalah bala’ dalam pengertian yang pertama, yang berupa penderitaan dan kesengsaraan.

BALA ‘ MERUPAKAN UJIAN SARINGAN

Imam Ali bin Abi Thalib as berkata : “Demi yang mengutusnya (Muhammad saw) dengan kebenaran, kamu benar-benar akan dicampur baurkan dan kemudian dipisahkan dalam saringan (ujian dan penderitaan).” (Nahjul Balaghah hal. 57, Khutbah ke 16, Syarah Dr. Subhi Shalih)

Dalam hadits lainnya, Imam al-Shadiq as berkata, ”Sudah merupakan kemestian bagi manusia bahwa mereka mesti dibersihkan, dipisahkan dan disaring sehingga sejumlah besar dari mereka dikeluarkan dari saringan itu.” 8]

Diriwayatkan dari Imam Musa al-Kazhim as, ketika beliau membaca ayat, ” Alif Laam Miim, Apakah manusia itu mengira dibiarkan mengatakan : ‘Kami telah beriman!’ sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-‘Ankabut [29] : 1-3) kemudian beliau as berkata, ”Ujian yang dimaksud dalam ayat ini adalah ujian dalam agama.” Kata beliau lagi, ”Mereka akan dibakar dan dibersihkan sebagaimana dibakar dan dibersihkannya emas (dari karat dan kotorannya)!” 9]

Setiap dada tanpa Kekasih
adalah tubuh tanpa kepal,
Manusia yang jauh dari perangkap cinta
adalah burung tanpa sayap
~ Rumi 10]
JIKA ALLAH MENYAYANGI HAMBANYA..

Jika Allah menyayangi seorang hamba Nya, maka :

1. Allah mengujinya (baik dengan kesenangan ataupun kesusahan) kemudian menolongnya dengan kesabaran…

Dalam sebuah hadits disebutkan, Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujian padanya (HR. Bukhari)

Di AlQuran surat Ali Imran ayat 146 juga disebutkan, ”Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”.

Ujian yang Allah berikan, baik itu berupa kesenangan ataupun kesusahan adalah salah satu bentuk sayangnya Allah kepada kita. Jangan merasa hina jika Allah timpakan cobaan kepada kita.

Jangan pula merasa gagal jika Allah menakdirkan keburukan kepada kita. Karena apapun bentuk cobaan yang diberikan, itu semua adalah untuk kebaikan kita, karena Allah menyayangi kita dan tahu yang terbaik untuk diri kita. Jika kita bersabar dalam menghadapinya, yakin deh, Allah pasti lebih sayang kepada kita. Justru kita harus bertanya pada diri sendiri jika merasa aman dari cobaan, apakah Allah tidak menyayangi kita lagi? (Nah lo…)

2. Allah akan mencerdaskannya dalam masalah agama….

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kabaikan Maka dicerdaskan dalam masalah agama” (HR.Bukhari-Muslim)

Jelas banget nih haditsnya. Orang-orang yang disayangi oleh Allah akan mudah menerima nasihat, mudah memahami ilmu agama, dan dicerdaskan fikirannya. Semua ilmu mudah sekali mengalir dan terngiang di otaknya. Yang merasa ilmu agamanya baik boleh lah GR sedikit, hehe…

3. Allah akan memudahkan dalam menjalankan kewajiban pada-Nya…
Abu Hurairah R.a berkata Bersabda Rasulullah saw, Allah Swt berfirman:Dan tiada mendekat kepada Ku seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai daripada menjalankan apa yang Aku wajibkan atasnya (HR.Bukhari)Hadits ini menelaskan bahwa Allah menyukai amalan wajib, akan mudah sekali bagi Allah membuka pintu keridhoannya melalui amalan wajib ini. Dan orang-orang yang dikasihiNya lah yang akan mendapat kemudahan dalam melaksanakan semua kewajibannya. Semua perintah yang Ia berikan serasa mudah dilaksanakan, tidak ada halangan yang berarti. Semuanya lancar dan mudah, inilah wujud lain sayangnya Allah kepada hamba yang dikasihi-Nya. Ia akan memudahkannya untuk terus memdekat kepada Allah.

4. Allah menjadikannya berpegang teguh(cinta) pada sunnah ….

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. Ali Imran:31)Rasulullah adalah Habibullah, kekasih Allah. Allah akan mengasihi orang-orang yang mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah. Dan jika Allah menyayangi hambaNya, Ia akan menolongnya.

5. Allah menjadikannya seorang yang dermawan yang selalu berinfaq serta menjadikannya ahli ilmu yang selalu menyampaikan ilmunya…
Dari Ibnu Umar, berkata Rasulullah Saw, ”Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal:Seseorang yang diberi Allah kepandaian tentang Alquran, maka diamalkannyadan dikajinya sepanjang siang dan malam, dan seorang yang diberi kekayaan hartamaka ia infaqkan sepanjang siang dan malam.(HR. Bukhari Muslim)

Hmm…, kita tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua perkara diatas. Ini menunjukkan bahwa dua hal tersebut adalah hal yang luar biasa dan patut dicita-citakan oleh setiap insan. Hanya Allah lah yang berhak memberikan sifat yang terpuji ini. Ini berarti, Allah memang memberi keistimewaan kepada hambaNya yang ia kasihi dan tidak memberinya kepada hamba yang lain. Wah, kita diistimewakan sama Allah… senangnya… :)

Pantaslah kita diperbolehkan iri kepada dua hal ini, karena keduanya adalah tanda kasih sayang Allah, dan berarti orang yang demikian adalah orang yang dicintai Allah. Rasa iri ini harus memacu kita untuk mengetahui rahasia bagaimana si fulan mendapatkan kasih sayang Allah sedangkan kita tidak. Kita harus memacu amalan kita dan menjauhi maksiat agar kita juga disayang sama Allah.

6. Allah akan menjaganya dari apa yang diharamkan-Nya …

Dari Abu Hurairah Ra: Bersabda Rasulullah Saw,” Sesungguhnya Allah cemburu, dan cemburu Allah Ialah mencegah seseorang mengerjakan apa yang diharamkan-Nya” (HR.Bukhari-Muslim)

Siapapun tidak akan rela jika orang yang disayangnya melakukan hal yang tidak baik. Tidak akan ia membiarkannya menjauhinya dan berpaling darinya. Begitu pula Allah. Ia akan menjauhkan hamba yang ia sayangi dari apa-apa yang haramkanNya. Perkara haram yang paling besar adalah syirik. Maka orang yang Allah kasihi tentu memiliki keimanan yang begitu besr kepada Allah tanpa keraguan sedikitpun. Apakah kita sudah seperti itu?

7. Allah akan mematikannya dalam keadaan husnul khatimah atau dalam keadaan syahid….

Husnul khotimah menandakan ia akan masuk syurga, sedangkan mati syahid menandakan ia terbebas dari pertanyaan kubur dan hisab, maka ia telah mendapatkan sesuatu yang besar yang tidak Allah berikan kepada semua hambaNya. Hanya ia yang Allah sayangi saja yang berhak mendapatkannya.

Betapa indahnya hidup kita jika Allah benar-benar menyayangi kita. Tidak ada yang lebih berharga di dunia ini selain menjadi hamba yang disayangi dan dikasihi oleh Yang Maha Penyayang.
Yang pasti, jika seseorang menyayangi orang lain, pasti ia ingin selalu berada didekatnya, membahagiakannya, dan memberikan yang terbaik untuknya. Begitu juga dengan Allah. Allah akan selalu ingin hamba yang Ia sayangi selalu berada dekat dengannya, dan memberikan yang terbaik untuk hamba tersebut. Dan yang diatas tadi adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah, dan yakinlah itu semua untuk kebaikan kita juga baik di dunia maupun di akhirat. Jika kita merasa belum disayang sama Allah, dekati terus Allah dari segala penjuru, agar kelak, kita bisa bertemu dengan Nya dan menatap wajahNya di Syurga. Jangan sampai kita tidak mendapatkan kasih sayang dari Allah dan mari kita berlomba-lomba mendapatkan kasih sayang dariNya.Subhanallah…

1 ]. Bihar al-Anwar 15 : 56.
2 ]. Ibid 15 : 55
3 ]. Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, hal. 145.
4 ]. Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 15 : 1 : 53
5 ]. Al-Kulayni, Ushul al-Kafi, 2 : 259, hadits no, 29.
6 ]. Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, hal. 146
7 ]. Al-Kulayni, Ushul Kafi hal. 252, hadits no. 3
8 ]. Al-Kulayni, al-Kafi 1 : 370.
9 ]. Bihar al-Anwar 64 : 144.
10]. Jalaluddin Rumi, Diwan i Syams 75776-78

wallahu a'lam bish-shawab

By Mencari Rezky
 

1 komentar: