Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahii m
Beda antara nama-nama itu memang ada, meski sangat berdekatan. Bahkan seringkali bertumpang tindih, namun tetap ada pengertian yang berbeda-beda.
Jin
Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT menyebut beberapa kali kata jin. Bahkan ada satu surat yang secara khusus membahas tentang jin dan dinamakan dengan surat Al-Jin. Bila disimpulkan secara sekilas, maka ada hal-hal yang bisa ketahui dari Al-Quran Al-Kariem tentang siapakah sosok jin itu.
a. Jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Allah SWT menyebutkan bahwa jin itu diciptakan dari api yang sangat panas, juga disebutkan terbuat dari nyala api.
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.
Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
b. Jin ada yang muslim dan ada yang tidak Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.
Contoh jin muslim adalah jin yang menjadi tentara nabi Sulaiman as. Sebagaimana diterangkan di dalam Al-Quran:
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.
Dan Kami angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang seperti kolam dan periuk yang tetap. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
Setan
Sedangkan Syaitan itu menurut Al-Quran Al-Kariem adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong.
a. Mengajak kepada Perbuatan Keji Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
b. Syetan adalah Musuh Manusia Allah SWT telah menegaskan bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
c. Memberi Janji dan Angan-angan Kosong Syaitan itu kerjanya memberi janji dan angan-angan kosong kepada manusia
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
d. Manusia pun ada yang Syaitan Juga Namun Syaitan itu tidak terbatas pada jenis makhluk halus/jin saja, melainkan manusia pun bisa dikategorikan sebagai syaitan. Dan Al-Quran Al-Kariem pun juga menyebut-nyebut tentang manusia yang menjadi syaitan itu.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.
Iblis
Sedangkan Iblis adalah makhluq durhaka yang jeisnya adalah jin, bukan jenis manusia. Al-Quran Al-Kariem secara tegas menyebutkan bahwa Iblis itu adalah dari jenis jin.
Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim.
Jadi bisa disebutkan bahwa Iblis itu adalah seorang oknum yang berjenis jin. Dialah dahulu jin yang paling dekat dengan Allah SWT, lalu berubah menjadi ingkar lantaran tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama.
Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Motivasi yang menghalangi si Iblis itu untuk sujud kepada Adam tidak lain adalah rasa kesombongan dan tinggi hati. Dia merasa dirinya jauh lebih baik dari Adam. Allah berfirman:
Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu? Menjawab iblis, Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.
Ciri yang paling utama dari Iblis adalah dia tidak mati-mati sampai hari kiamat. Dan penangguhan usianya itu memang telah diberikan oleh Allah SWT
Iblis menjawab, Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Allah berfirman, Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.
Iblis berkata, Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan. Allah berfirman, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya.
Jadi iblis adalah nama seorang jin yang hidup di masa penciptaan Adam as. dan tidak mati-mati sampai hari ini. Iblis adalah kakek moyang syetan yang juga punya keturunan, namun keturunannya itu tidak mendapatkan jaminan untuk hidup sampai kiamat. Dan sebagai bangsa jin, ada di antara keturunannya itu yang mati. Meski barangkali usianya berbeda dengan rata-rata manusia. Tetapi tetap akan mati juga. Kecuali kakek moyang mereka yaitu Iblis.
Keterangan Quran mengenai Para Penghuni Bumi Paling Awal bisa kita baca dalam QS 2 Al Baqarah ayat 30. Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa ketika Adam (moyang seluruh manusia) diciptakan, Tuhan mengumpulkan para malaikat yang termasuk di dalamnya seluruh kelompok Jin. Ketika Tuhan menobatkan Adam sebagai khalifah di muka bumi (orang yang ditugaskan memakmurkan bumi) Malaikat mengemukakan data tentang perilaku penghuni bumi sebelumnya. Siapakah mereka itu?
Mereka adalah bangsa Jin. Mengenai sifat sifat suka menumpahkan darah (saling berperang) dan berbuat kerusakan di muka bumi sebagaiman dikemukakan Malaikat, ini memiliki kemiripan dengan sifat manusia (keturunan adam). Hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan mengingat dalam banyak hal bangsa Jin itu lebih mirip manusia ketimbang malaikat. Hal ini diperkuat dengan firman Tuhan dalam Quran
"Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah mengabdi kepadaKU"
Malaikat tidak disebut dalam ayat tersebut. Dan tak ada keterangan yang mengarah pada pengertian yang berbeda, bahwa makhluk Tuhan yang diberi tanggungjawab untuk beribadah, menyembah dan mengabdi kepada Tuhan hanya ada dua jenis yaitu Jin dan Manusia.
Mengenai petunjuk tentang diamnya bangsa jin dimuka bumi ini sebelum Adam diciptakan, kita bisa merujuk penjelasan berikut:
Dunia kita sekarang ini dihuni oleh Jin dan Manusia. Padahal ketika Tuhan memerintahkan keluar dari "Surga" yang diperintahkan keluar hanya tiga orang yaitu Adam, Hawa (manusia) dan Iblis(nama seorang Jin). Jadi keberadaan manusia sekarang ini sangat jelas karena seluruh Manusia adalah keturunan Adam. Tapi bagaimana dengan Jin? Apakah semua Jin keturunan Iblis? Lalu untuk memiliki anak, Iblis kawin dengan siapa?
Bukan demikian. Iblis adalah nama salah seorang Jin yang diwaktu kecilnya bernama Azazil. Iblis adalah satu dari ribuan atau jutaan Jin yang sudah ada saat itu. Artinya tidak semua Jin merupakan turunan Iblis. Dan semua Jin termasuk Iblis dan keturunannya sekarang ini tinggal di muka bumi bersinggunggan langsung dengan anak cucu Adam tapi dengan frekuensi yang berbeda.
Jadi alur berpikir yang paling runut benang merahnya tanpa harus menyalahi nash atau dalil Quran adalah bahwa penghuni awal bumi ini sebelum Adam diciptakan adalah bangsa Jin.
wallahu a'lam bish-shawab
By : Mencari Rezky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar