Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Maka dari itu konsistenlah antara ucapan dengan perbuatan
Dalam kehidupan manusia di dunia ini, sering terjadi kesalahpahaman
disebabkan ucapan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bersikap konsekuen dan jujur. Dalam pepatah Arab juga dikatakan Salaamatul Insaan Fii Hifdzil Lisaan. Maksudnya, selamatnya manusia itu tergantung dia dalam menjaga lisannya.
Pentingnya penyelarasan antara ucapan dan perbuatan dengan dasar firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surah As-Saff Ayat 2-3, yang artinya;
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"
"( Itu ) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." ( Q.S. As-Saff : 2-3 )
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 44, yang artinya;
"Mengapa kamu menyuruh orang lain ( mengerjakan ) kebajikan, sedangkan
kamu melupakan dirimu sendiri..." ( Q.S Al-Baqarah : 44 )
Sebagai orang yang beriman, kita harus mampu menyelaraskan antara ucapan
dan perbuatan. Jangan hanya pandai berbicara, tetapi harus berusaha
melakukan apa yang diucapkannya.
Meskipun demikian, bukan
berarti kita tidak boleh menyampaikan kebenaran jika belum mampu
melakukannya. Sebagai contoh seorang mubalig mengajarkan dan
menganjurkan jamaahnya untuk melakukan ibadah haji. Namun mubalig itu
sendiri belum melaksanakannya. Dia belum mampu secara materi. Hal
seperti ini bukan termasuk kesalahan meskipun dia sendiri belum
melaksanakan ibadah haji tersebut. Haji adalah kewajiban bagi mereka
yang mampu. Lain halnya jika mubalig itu sudah mampu tetapi tidak mau.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda
" Orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, tetapi dia tidak
mengamalkannya maka ia seperti lilin, yaitu ia menerangi orang banyak,
tetapi dirinya habis terbakar." (HR. Tabrani)
Untuk mengetahui betapa berat ancaman bagi penganjur atau pengajar kebaikan, tetapi tidak mau melakukannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. bersabda:
"Pada hari kiamat nanti seorang lelaki dilemparkan ke dalam neraka,
lalu seluruh isi perutnya keluar, kemudian ia berputar membawa isi
perutnya itu seperti seekor keledai memutari penggilingan. Lalu penghuni
neraka mengerumuninya dan bertanya: Hai Fulan, kanapa kamu disiksa
seperti ini, bukankah kamu menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran? Ia jawab: Benar, aku dahulu menyeru kepada kebaikan, tetapi
aku tidak melakukannya dan mencegah kemungkaran namun aku tetap
menjalankannya. (HR. Bukhari no. 3027 dan Muslim No.5305)
Dari
hadis itu, jelaslah kiranya betapa besar akibat orang yang tidak selaras
antara ucapan dan perbuatan. Dengan demikian, kita harus memiliki sikap
konsekuen dan jujur, yaitu selaras antara ucapan dan perbuatan sehingga
terbebas dari ancaman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
wallahu a'lam bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar