Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Ada beberapa macam golongan manusia dalam mensikapi kematian antara lain :
1. Manusia yang tidak mau berpisah dengan dunia karena berbagai kenikmatan telah ia dapatkan, baik dengan usaha sendiri maupun karena keturunan. Mendengar kata kematian akan membuatnya sedih dan mengurangi rasa nikmat raga atau badannya. Apalagi kekayaan yang didapatkan dari cara yang tidak benar, mereka sangat takut sekali menghadapi yang namanya "kematian"
2. Manusia yang
"merasa" belum siap mati karena masih ingin memperbaiki amalannya.
Mereka merasa belum siap, walaupun mengerti bahwa kematian itu adalah
awal menuju kehidupan yang hakiki. Bila ingin ketemu TuhanNya salah satu
jalan yang pasti adalah melalui kematian. Mereka banyak melalaikan, di
akhir kehidupannya baru ingat akan bekal yang kurang sehingga meminta
kalau bisa kematian itu ditangguhkan.
3. Golongan manusia yang dapat dikatakan sholeh, dengan penyesalan yang sempurna siap menghadapi kematian dengan suka ria bagaikan ingin ketemu kekasihnya. Sehingga lebih menciantai kematian dari pada berumur panjang bergelimang dengan dosa. Mereka was-was kalau saja bertambahnya umur akan menambah dosa-dosanya, oleh karena itu mereka lebih suka kematian datang diawal-awal.
4 Golongan manusia yang ridha atas keputusan TuhanNya, kapan, dimana dan bagaimanapun kematiannya mereka selalu siap.
Mengingat kematian adalah sebagian dari keimanan seseorang, apakah mereka sedang dalam keadaan sedih, senang, bahagia, gembira atau sedang menikmati keindahan malam dengan bintang dan bulan dilangit. Atau sedang menikmati tidur di hotel mewah bersama pasangan yang aduhai, menikmati makanan terlezat seperti ikan salmon atau minuman anggur. Dalam situasi seperti itu mereka masih ingat akan kematian, termasuk sedang asyik ngopasiana. Kematian adalah perampas kesenangan dunia, dengan mengingat kematian kita akan membatasi kesenangan dunia. So kita termasuk yang mana ?
ORANG CERDIK INGAT MATI
Jadi, semua orang akan mati; engkau telah melihat dan mendengarnya. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu mengambil peringatan dari orang lain atau mungkin engkau lupa akan ungkapan populer: "Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat"
Suatu hal yang patut kita renungi adalah bekal kita untuk menghadapi kematian ini. Seorang yang cerdik akan mempersiapkan berbagai amalan yang dapat menyelamatkan dirinya dari huru-hara kematian, dan padang mahsyar.
Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda,
"Mukmin yang paling cerdik adalah yang paling banyak mengingat mati, dan paling baik persiapannya untuk mati. Itulah orang cerdik". [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4259). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1384)]
kenapa harus takut menghadapi kematian? Semua akan mati cepet atau lambat. Yang harus kita takutkan itu adalah apakah amal ibadah kita sudah cukup untuk dibawa mati?
Beribadah dan beramal shalih jangan ditunda-tunda, ingat hari esok kita belum tentu hidup!!!
Dua sahabat pergi mengantar jenazah ke pemakaman.
Dia berdiri berdekat sambil melihat jenazah mau di masukan ke lubang lahat.
Si A bertanya kepada sahabtnya Si B
A Berkata : "Menurutmu B, jika dia kembali hidup di dunia, apakah ia akan melakukan amal shalih?"
Si B menjawab: "Ya, pasti."
Si A menyambut perkataan itu dengan jawaban: "Jika ia sudah tidak mungkin hidup kembali di dunia untuk melakukan amal shalih, engkaulah yang seharusnya sekarang melakukan amal-amal shalih..."
Siap tidak siap kematian pasti akan datang setiap makhluk bernyawa
3. Golongan manusia yang dapat dikatakan sholeh, dengan penyesalan yang sempurna siap menghadapi kematian dengan suka ria bagaikan ingin ketemu kekasihnya. Sehingga lebih menciantai kematian dari pada berumur panjang bergelimang dengan dosa. Mereka was-was kalau saja bertambahnya umur akan menambah dosa-dosanya, oleh karena itu mereka lebih suka kematian datang diawal-awal.
4 Golongan manusia yang ridha atas keputusan TuhanNya, kapan, dimana dan bagaimanapun kematiannya mereka selalu siap.
Mengingat kematian adalah sebagian dari keimanan seseorang, apakah mereka sedang dalam keadaan sedih, senang, bahagia, gembira atau sedang menikmati keindahan malam dengan bintang dan bulan dilangit. Atau sedang menikmati tidur di hotel mewah bersama pasangan yang aduhai, menikmati makanan terlezat seperti ikan salmon atau minuman anggur. Dalam situasi seperti itu mereka masih ingat akan kematian, termasuk sedang asyik ngopasiana. Kematian adalah perampas kesenangan dunia, dengan mengingat kematian kita akan membatasi kesenangan dunia. So kita termasuk yang mana ?
ORANG CERDIK INGAT MATI
Jadi, semua orang akan mati; engkau telah melihat dan mendengarnya. Orang yang bahagia adalah orang yang selalu mengambil peringatan dari orang lain atau mungkin engkau lupa akan ungkapan populer: "Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat"
Suatu hal yang patut kita renungi adalah bekal kita untuk menghadapi kematian ini. Seorang yang cerdik akan mempersiapkan berbagai amalan yang dapat menyelamatkan dirinya dari huru-hara kematian, dan padang mahsyar.
Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda,
"Mukmin yang paling cerdik adalah yang paling banyak mengingat mati, dan paling baik persiapannya untuk mati. Itulah orang cerdik". [HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4259). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1384)]
kenapa harus takut menghadapi kematian? Semua akan mati cepet atau lambat. Yang harus kita takutkan itu adalah apakah amal ibadah kita sudah cukup untuk dibawa mati?
Beribadah dan beramal shalih jangan ditunda-tunda, ingat hari esok kita belum tentu hidup!!!
Dua sahabat pergi mengantar jenazah ke pemakaman.
Dia berdiri berdekat sambil melihat jenazah mau di masukan ke lubang lahat.
Si A bertanya kepada sahabtnya Si B
A Berkata : "Menurutmu B, jika dia kembali hidup di dunia, apakah ia akan melakukan amal shalih?"
Si B menjawab: "Ya, pasti."
Si A menyambut perkataan itu dengan jawaban: "Jika ia sudah tidak mungkin hidup kembali di dunia untuk melakukan amal shalih, engkaulah yang seharusnya sekarang melakukan amal-amal shalih..."
Siap tidak siap kematian pasti akan datang setiap makhluk bernyawa
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati..." (Ali 'Imran [3] : 185)
"Katakanlah 'sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu" (Al-Jumu'ah [62]
"Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu)." (Al-Alaq [96]
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkanya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukanya." (Al-A'raf [5] : 34)
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya (Al-Insyiqâq [84] : 6)
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang selalu kamu lari daripadanya." (Qâf [50] : 19)
"Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya." (Yâsîn [36] : 50]
Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18 )
Sungguh kematian adalah perkara bukan menakutkan bagi orang-orang yang beriman. Kematian merupakan ketentuan yang sangat berharga untuk bertemu dengan-Nya.
"Katakanlah 'sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu" (Al-Jumu'ah [62]
"Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu)." (Al-Alaq [96]
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkanya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukanya." (Al-A'raf [5] : 34)
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya (Al-Insyiqâq [84] : 6)
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang selalu kamu lari daripadanya." (Qâf [50] : 19)
"Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya." (Yâsîn [36] : 50]
Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18 )
Sungguh kematian adalah perkara bukan menakutkan bagi orang-orang yang beriman. Kematian merupakan ketentuan yang sangat berharga untuk bertemu dengan-Nya.
wallahu a'lam bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar