Assalamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Robert : Kenapa Kamu tidak mau duduK santai di cafe?
Rizki : Karena gadhul bashar itu, indah
Robert : apa itu gadhul bashar?
Rizki : Gadhul bashar adalah menjaga pandangan.
Robert : Boleh jelaskan tentang itu?
Rizki : Insya Allah, dengan izin Allah SWT saya jelas...Bismillaahirrahmaanirr ahiim
Pandangan adalah jendela bagi hati. Barang siapa yang mampu menjaga pandangannya, maka akan bagus hatinya. Namun, bagi yang mengumbar pandangan, maka penyakit akan menggerogoti hati dan membuatnya menderita dengan segala kepayahan.
Pandangan juga cerminan bagi hati. Seseorang yang hatinya sakit atau bahkan mati maka pandangannya tidak akan terkontrol. Berbeda halnya dengan orang yang hatinya bersih.
Seorang muslim tentu akan berusaha membersihkan hatinya, salah satu caranya adalah dengan senantiasa gadhul bashar [menjaga pandangan]. Gadhul bashar adalah seorang muslim yang menundukkan pandangannya dari perkara-perkara yang haram yang tidak boleh dilihat.
Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. (QS. An-Nuur: 30-31).
Apabila tidak sengaja melihat sesuatu yang haram, hendaknya segera memalingkan pandangannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwasanya dia telah berkata: "Fadhl pernah dibonceng oleh Rasulullah. Kemudian ada seorang wanita Khots'am yang lewat, lantas Fadhl melihat wanita itu, dan wanita itu pun melihat Fadhl. Melihat kejadian tersbut, dengan segera Nabi memalingkan wajah Fadhl ke arah yang lain."[HR. Bukhari dan Muslim].
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: "Pandangan adalah asal seluruh bencana yang menimpa manusia. Bermula dari pandangan akan lahirlah keinginan, dan keinginan akan melahirkan pemikiran. Dari pemikiran akan lahirlah syahwat (hawa nafsu) yang pada akhirnya syahwat itu akan mendorong menjadi keinginan yang sangat kuat hingga terjadi apa yang ia inginkan."[Al-Jawabul Kafi hal.79].
Oleh sebab itulah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam memperingatkan ummatnya akan pentingnya menjaga pandangan khususnya tatkala berada di jalan atau tempat-tempat umum.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Waspadalah kalian terhadap duduk-duduk di pinggir jalan.' Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, tidaklah kami duduk kecuali hanya sekedar berbincang-bincang. "maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan: "Apabila kalian tetap ingin duduk-duduk di jalan, maka berilah jalan itu haknya." Para sahabat bertanya kembali: " Apa haknya wahai Rasulullah?" Rasululah menjawab: "Tundukkan pandangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar."[HR. Bukhari dan Muslim].
Robert : Terima kasih ya, Rizki. Besok-besok saya tidak lagi duduk-duduk di cafe.
wallahu a'lam bish-shawab
Pandangan adalah jendela bagi hati. Barang siapa yang mampu menjaga pandangannya, maka akan bagus hatinya. Namun, bagi yang mengumbar pandangan, maka penyakit akan menggerogoti hati dan membuatnya menderita dengan segala kepayahan.
Pandangan juga cerminan bagi hati. Seseorang yang hatinya sakit atau bahkan mati maka pandangannya tidak akan terkontrol. Berbeda halnya dengan orang yang hatinya bersih.
Seorang muslim tentu akan berusaha membersihkan hatinya, salah satu caranya adalah dengan senantiasa gadhul bashar [menjaga pandangan]. Gadhul bashar adalah seorang muslim yang menundukkan pandangannya dari perkara-perkara yang haram yang tidak boleh dilihat.
Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. (QS. An-Nuur: 30-31).
Apabila tidak sengaja melihat sesuatu yang haram, hendaknya segera memalingkan pandangannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwasanya dia telah berkata: "Fadhl pernah dibonceng oleh Rasulullah. Kemudian ada seorang wanita Khots'am yang lewat, lantas Fadhl melihat wanita itu, dan wanita itu pun melihat Fadhl. Melihat kejadian tersbut, dengan segera Nabi memalingkan wajah Fadhl ke arah yang lain."[HR. Bukhari dan Muslim].
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: "Pandangan adalah asal seluruh bencana yang menimpa manusia. Bermula dari pandangan akan lahirlah keinginan, dan keinginan akan melahirkan pemikiran. Dari pemikiran akan lahirlah syahwat (hawa nafsu) yang pada akhirnya syahwat itu akan mendorong menjadi keinginan yang sangat kuat hingga terjadi apa yang ia inginkan."[Al-Jawabul Kafi hal.79].
Oleh sebab itulah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam memperingatkan ummatnya akan pentingnya menjaga pandangan khususnya tatkala berada di jalan atau tempat-tempat umum.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Waspadalah kalian terhadap duduk-duduk di pinggir jalan.' Para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, tidaklah kami duduk kecuali hanya sekedar berbincang-bincang. "maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan: "Apabila kalian tetap ingin duduk-duduk di jalan, maka berilah jalan itu haknya." Para sahabat bertanya kembali: " Apa haknya wahai Rasulullah?" Rasululah menjawab: "Tundukkan pandangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar."[HR. Bukhari dan Muslim].
Robert : Terima kasih ya, Rizki. Besok-besok saya tidak lagi duduk-duduk di cafe.
wallahu a'lam bish-shawab
Assalamualaikum. Boleh saya share semua tulisan d blog ini?
BalasHapus