Bismillaahirrahmaanirrahiim
Hal di atas membuktikan bahwa kalimat takwa yang mereka ucapkan dan sampaikan kepada saudara seiman tidaklah sekadar di bibir, dan bukan pula isapan jempol semata.
Berbeda sekali dengan kondisi kita pada zaman ini. Nasihat takwa yang kita ucapkan kepada teman kita, atau kita sampaikan kepada khayalak di mimbar-mimbar atau di majelis-majelis ilmu, hanya sebagai formalitas saja, atau pemanis di bibir saja, tanpa ada aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari kita. Sehingga nasihat itu terasa hambar dan buyar tidak berbekas.
Perbuatan-perbuatan dosa dan kesalahan serta kekhilafan yang sering kita lakukan kerap kali kita acuhkan dan tidak kita iringi dengan perbuatan taubat apalagi membalasnya dengan perbuatan baik atau amal shalih, maka itu sangatlah jauh, ibarat panggangan jauh dari api.
Sementara akhlak kita dengan sesama manusia, tidaklah kunjung berubah dari hari ke hari, masih tetap sama, bahkan lebih buruk, itu terhadap manusia, apalagi akhlak terhadap lingkungan sekitar. Sangat jauh, sangat jauh, sangat jauh, untuk memperlihatkan akhlak mulia di hadapan sesama.
Kalau demikian, bagaimana kita bisa bersanding bersama Rasulullah di tingkatan surga paling tinggi yang hanya diraih oleh orang-orang yang berakhlak mulia.
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”. [QS. An-Nur (24) 52]
Orang
yang benar-benar mendapat kemenangan adalah yang menang di kehidupan
akherat, mereka para pemenang itu akan diberi kedudukan yang tinggi dan
ditempatkan di tempat yang mulia, tempat yang sudah disediakan Allah SWT
untuk mereka, mereka yang takut kepada Allah SWT disebabkan dosa-dosa yang pernah dikerjakannya serta memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi. Disaat
kebanyakan orang melihat dunia adalah segala-galanya mereka memandang
dunia hanyalah sarana, diwaktu umumnya orang ingin mengekalkan
kekuasannya di dunia mereka melihat dunia ini sementara dan fana, itu
semua karena adanya keimanan yang kuat dan menghujam sanpai dasar
sanubarinya.
Semoga Allah, menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang benar-benar bertakwa, yang diwujudkan dan keindahan budi pekerti.
Amin ya Rabbal a'lamin
wallahu a'lam bish-shawab
By : Mencari Rezky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar