Barangsiapa
yang baik shalatnya, akan baik pula seluruh amalnya. Barangsiapa yang
buruk shalatnya, maka akan buruk pula seluruh shalatnya. Barangsiapa
yang baik hatinya, maka akan baik shalatnya. Dan barangsiapa yang buruk
hatinya, maka akan buruk shalatnya.
Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam:
فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”
(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)
Dan juga sabdanya:
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً،
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
apabila ia (segumpal daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya
وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ،
dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak (buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya.
أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati”
[HR al Bukhari (1/28 no. 52), Muslim (3/1219 no. 1599), dan lain-lain, dari hadits an Nu’man bin Basyir -radhiyallahu ‘anhuma-]
Perhatikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini:Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam:
فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”
(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)
Dan juga sabdanya:
أَلاَ إِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً،
“…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
apabila ia (segumpal daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya
وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ،
dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak (buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya.
أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati”
[HR al Bukhari (1/28 no. 52), Muslim (3/1219 no. 1599), dan lain-lain, dari hadits an Nu’man bin Basyir -radhiyallahu ‘anhuma-]
”Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaharuilah iman kalian dengan la ilaha illallah.” (HR Ibn Hibban)
Dan firman Allah Ta’aa,
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).
Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinyalah satu-satunya yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya setelah beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….”.(al-Fawaaid hal. 191.)
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS al-Mujaadilah: 11).
Mereka inilah inti dan pilihan dari yang ada dan mereka adalah orang yang berhak mendapatkan martabat tinggi. Namun kebanyakan manusia keliru dalam (memahami) hakekat ilmu dan iman ini, sehingga setiap kelompok menganggap ilmu dan iman yang dimilikinyalah satu-satunya yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan, padahal tidak demikian. Kebanyakan mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan dan ilmu yang mengangkat (kepada ketinggian derajat), bahkan mereka telah menutup untuk diri mereka sendiri jalan ilmu dan iman yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjadi dakwah beliau kepada umat. Sedangkan yang berada di atas iman dan ilmu (yang benar) adalah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya setelah beliau serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas manhaj dan petunjuk mereka….”.(al-Fawaaid hal. 191.)
By : Mencari Rezky
Tidak ada komentar:
Posting Komentar